Hadiah dari Felora

2052 Kata

Kesiangan, ya Halim dan Kikan baru bangun menjelang jam sepuluh pagi. Terbangun dengan posisi yang begitu intim. Halim menarik Kikan kian erat dengan satu tangan jatuh di pinggangnya. Halim menyusupkan kepala di lehernya, Kikan tersenyum merasakan kecupan-kecupan provokasi bersamaan tangan Halim yang mengusap pahanya. “Pagi, Mas suami…” panggil Kikan. Membuat Halim membuka mata, Kikan menoleh dan tatapan mereka beradu. Halim menjauhkan tubuhnya hingga terlentang. Ia menguap kecil, Kikan ikut mengubah posisi jadi menghadapnya, rapat dengan satu kaki naik ke kaki suaminya. Tangan Kikan pun mengusap dadanya dengan gerakan abstrak. “Jam berapa?” tanya Halim dengan suara serak. “Entah,” Kikan menoleh, mencari jam di kamar tersebut sampai keningnya mengernyit lalu ia bangun dengan pe

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN