Kikan mengeratkan pelukan pada putrinya, coba meyakinkan jika keputusannya sudah tepat, dan benar. Ia setuju untuk membawa Felora menemui mantan ayah mertuanya. Halim tentu yang paling tahu meski Kikan diam, hatinya pasti gelisah. Antara menerusakan perjalanan atau kembali saja, membatalkan. "Kikan, kamu yakin?" tanyanya memastikan. "Aku yakin, Mas." Angguknya. "Masih ada waktu jika kamu mau aku putar balik. Pasti tidak mudah untukmu." Ujar Halim. Kikan menghela napas dalam, "aku masih mau lanjut, Mas. Tidak akan mundur." Ia sudah ambil keputusannya. "Kita mau ke mana, Bunda?" tanyanya. Tadi Kikan ditinggalkan di rumah Fay, orang tuanya kembali lalu mengajaknya pergi. Kikan menatap Halim, "kamu harus jelaskan dulu agar dia tidak bingung nanti hadapi situasi di sana." Ujar Halim