“Mas!” Kikan sampai mencengkeram tangan Halim. “Dia di sini!” Felora yang melihat keanehan Ibunya justru berdiri dan berbalik menatap keluar jendela. Tetapi, gerbang segera di tutup. Halim melajukan mobil. Kikan turun cepat, meraih putrinya. Mereka diikuti oleh Ibu dari Hanan. Kikan memeluk Felora masuk. “Kamu bawa Felora masuk, biar aku temui Ibu dari Hanan itu. Entah maunya apa.” Halim kembali ke depan. Kikan memeluk Felora, masuk. Amira yang melihat mereka sudah kembali, jelas bingung. “Kenapa?” Kikan meminta seorang pekerja menemani Felora, sebenarnya Amira pun masih belum tenang. Tahu dari Kikan jika ia belum bicara dengan Halim mengenai tentang Lou, maka pikirannya melihat Kikan berwajah berbeda, pasti ada hubungannya dengan Halim. ‘Ya ampun, apa mereka bertengkar? Kikan kemba