Dua minggu kemudian, Arsila akhirnya bisa turun dari tempat tidur. Meski dia masih tidak diizinkan keluar dari sekitaran rumah, namun Arsila tetap senang.
"Syukurlah kamu enggak, pa-pa, Mbak. Aku khawatir banget." Atika menghela nafas lega ketika dia melihat Arsila.
Hari ini Atika datang bertamu ke kediaman Dewa, khusus untuk menjenguk Arsila. Atika juga membawa sekeranjang buah sebagai buah tangan.
Arsila duduk di atas sofa, Darren duduk di pangkuannya, sedang menggerogoti mainan. Arsila merasa malu pada Atika, bagaimanapun dia membuat semua orang khawatir padanya.
"Makasih, loh, Mbak, udah datang. Aku enggak nyangka Mbak Atika pake bawa buah segala," ujar Arsila sambil tersenyum.
"Maaf, Mbak. Katanya laki-laki itu temen kamu?" Atika bertanya dengan perasaan tidak enak, namun dia tid
