Dewa memijat keningnya sejenak. "Kenapa kamu enggak bisa di kasih tau, Arsila?" tanya Dewa dengan nada frustasi. Arsila cemberut, mendengus pada Dewa. "Karena Bapak memang enggak bisa di percaya!" Arsila berdiri diam di tempat, memalingkan wajahnya dari Dewa. "Saya mau berhenti aja, soal ibu saya di Singapura, tolong jangan pulangkan dulu. Saya bakalan nyari kerjaan lagi supaya bisa membiayai—" "Pekerjaan lain?" Dewa menatap Arsila, sudut bibirnya terangkat. "Pekerjaan apa yang bisa kamu dapatkan dengan gaji lima puluh juta sebulan?" Satu alis Dewa terangkat. "Ya, kerjaan apa aja!" Arsila gelagapan ditatap begitu oleh Dewa. Dia lalu melanjutkan dengan suara pelan. "Toh, saya udah di pake sama Bapak." "Maksudnya kamu mau jadi p*****r?" tanya Dewa lagi. "Memangnya kenapa? Toh enggak ada