"D-dasar!" Arsila tergagap, dia memalingkan muka, enggan menatap wajah tampan Dewa. Dia melirik pada pengasuh baru itu, takut dia mendengar apa yang Dew katalan. Arsila melotot lada Dewa dengan marah. Dewa tersenyum kecil melihat Arsila yang seperti ikan buntal. Pagi hari dilalui dengan perasaan manis yang jarang Dewa perlihatkan. Arsila bahkan sedikit tidak terbiasa dengan ucapan-ucapan manis yang Dewa lontarkan padanya setiap saat. Setelah Dewa berangkat bekerja, Arsila mengambil alih Darren dari pengasuh dan membiarkannya beristirahat. Arsila sedikit tidak nyaman karena ada orang lain yang memegang Darren selain dia. Namun Arsila tahu bahwa dia tidak bisa membuat Dewa menarik kembali keputusannya untuk tidak mempekerjakan pengasuh. Lagi pula Arsila juga kasihan pada wanita setengah b