Part 6

1292 Kata
“Maaf, nona. Saya sudah memperingatkan tuan akan itu, tapi tuan tetap menginginkan nona hadir juga dalam pesta yang akan di gelar dua hari dari sekarang.” Jelas Kelly. Ia cukup prihatin dengan keadaan nona mudanya, namun ia hanya seorang pegawai yang harus mematuhi setiap perkataan atasannya. “Ayah tahu benar aku tidak akan pernah menghadiri acara apapun.” Ucap Hailee seolah sedang berbicara sendiri. “Nanti sore anda akan pergi ke klinik nyonya Isabella untuk chek up rutin.” Kelly kembali melanjutkan jadwal harian yang akan dilakukan oleh Hailee setiap harinya tanpa menghiraukan apa yang dikatakan oleh Hailee. Kelly tahu benar nona mudanya memang tidak akan pernah menghadiri acara apapun meski itu perintah langsung dari Rowman. Setahunya, Rowman juga tidak pernah memaksa Hailee karena ia tahu kondisi Hailee. “Aku ingin segera bertemu bibi Isabella.” Ucap Hailee setelah mendengar bahwa ia akan bertemu dengan bibi nya yang biasa ia temui sebulan sekali di Indonesia. Isabella Asthon, adalah adik dari Rowman Goulding yang merupakan seorang psikiater kepercayaan dari Rowman dan Hailee. Isabella adalah wanita paruh baya yang paling dekat Hailee. Hailee selalu merasa senang saat melakukan sesi konsultasi bersama Isabella. Isabella adalah sosok wanita hangat yang keibuan. Membuat Hailee terkadang mengingat ibunya dan seolah melihat ibunya dalam diri Isabella. “Sabarlah nona, anda akan segera bertemu dengan nyonya Isabella.” Jelas Kelly kemudian. “Kenapa tidak sekarang?” Hailee masih menundukkan wajahnya saat bicara dengan Kelly. Tidak pernah sekali pun Hailee menunjukkan wajahnya pada Kelly, dan Kelly pun tidak pernah mempermasalahkannya. Kelly tersenyum mendengar pertanyaan yang sudah ia duga sebelumnya, “Jadwalnya selalu padat, beruntung nona mendapatkan tempat spesial dan akan melakukan sesi secara khusus dari bibi anda. “ jawab Kelly menjelaskan kenapa Hailee tidak bisa langsung bertemu dengan Isabella sembarangan. “Baiklah.” Haillee mengangguk dan menyetujui untuk bertemu dengan Isabella sesuai jadwal yang sudah ditentukan. “Saya permisi nona.” Ucap Kelly menunduk dan pergi keluar dari kamar Hailee, meninggalkan Hailee yang kembali sendiri. Sudah menjadi hal yang wajar bagi Hailee jika ayahnya selalu melakukan hal tanpa berdiskusi padanya terlebih dahulu, karena sampai kapan pun ia tidak akan pernah menghadiri acara apapun juga, terlebih itu akan menghadirkan semua orang dan membuat Hailee semakin tidak nyaman.   Hari sudah menjelang sore. Hailee sudah bersiap meski seperti biasa ia tidak terlalu menyiapkan hal yang berbau seperti wanita pada umumnya. Ia hanya memakai celana jeans dan hoodi favorite-nya serta sepatu kets yang selalu ia pakai kemana pun. Hailee juga tidak lupa memakai masker berwarna hitan yang ia selipkan di telinganya. Rambut indahnya tak terlihat oleh hoodi yang ia pakai di kepalanya. Suara ketukan pintu kamar terdengar. Hailee mngira, pasti Kelly yang mengetuk pintu kamarnya dan ia segera mmbuka pintu kamar dengan sedikit tergesa. Hailee begitu sangat terkejut saat ia membuka pintu kamarnya dan melihat Jeff tengah berdiri dengan wajah dingin tanpa senyuman di wajahnya. Seketika Hailee menundukkan kepalanya menghindari tatapan dingin yang begitu tajam dari mata indah Jeff. ah, ya. Mata lelaki itu berwarna biru dan memancarkan aura dingin hingga Hailee merasakannya begitu tajam hingga mampu menempus kepalanya. Hailee rasa itu tidak terlalu berlebihan jika ada yang melihatnya selain dirinya saat ini. “Selamat sore. Hari ini saya bertugas untuk mengantar anda ke klinik nyonya Isabella. Sementara menungu Kelly, mari kita segera menuju mobil.” Ucap Jeff dan merentangkan tangan kanannya untuk mempersilakan Hailee melangkah didepannya. Tidak ada jawaban dari Hailee. Ia hanya melangkahkan kakinya menuruti apa yang Jeff katakan tanpa banyak bicara lagi. Hailee tidak ingin berlama-lama harus terus berada dihadapan lelaki ini dan membuatnya ingin menatap mata biru jernih itu. Jeff terus mengikuti Hailee tanpa banyak bicara lagi pada Hailee. Sementara Hailee terlihat melangkah tergesa didepan Jeff, dan itu tidak kuput dari pandangan Jeff. “Sebaiknya anda berjalan pelan. Saya takut anda tersandung.” Jeff mencoba memperingatkan Hailee melihat begitu tergesanya Hailee melangkahkan kakinya. Belum sempat Hailee menuruti apa yang diucapkan oleh Jeff, secara tidak sengaja kaki hailee tersandung oleh kakinya sendiri. “Awas!” teriak Jeff dan dengan sigap menangkap tangan Hailee serta tangan kanan yang ia ulurkan untuk menahan badan Hailee di perutnya agar Hailee tetap aman. Hailee begitu sangat terkejut dengan apa yang terjadi padanya. Seumur hidupnya, tak pernah ada yang menyentuhnya hingga terlihat begitu intens seperti apa yang dialaminya kini. Hailee sempat terkesima dengan sentuhan tangan hangat dari Jeff, namun ia segera menepis bayangannya dan melepaskan diri segera dari jeff. “Saya sudah memperingatkanmu untuk hati-hati.” ujar Jeff mengingatkan Hailee. Hailee tak menghiraukan apa yang dikatakan oleh Jeff dan kembali berjalan lagi, namun dengan langkah yang lebih santai dari sebelumnya. Tidak berapa lama mereka tiba didalam mobil dan duduk dengan posisi masing-masing yang kemudian disusul oleh Kelly yang datang dengan tergesa karena ia harus mempersiapkan berbagai keperluan Hailee. Hailee duduk sendiri dibelakang kursi penumpang, sementara Kelly duduk didepan bersama Jeff yang berada dikursi kemudi. Hailee memakai kacamata hitamnya seperti biasa jika harus keluar rumah tanpa melepas masker yang menutup i hidung serta mulutnya. Dari kaca mobil yang berwarna hitam, Hailee melihat keindahan kota London yang terpampang jelas didepan matanya. Ia tidak terlalu ingat dengan suasana kota London karena ia meinggalkan London saat umurnya masih begitu kecil. Jalanan London yang kini terlihat lebih ramai namun tidak mengurangi keindahannya seperti di kota Bandung Indonesia tempat ia menyepi bersama neneknya, ibu dari ibunya. Jika saja bisa, Hailee sangat ingin keluar dari mobilnya dan berjalan menyusuri kota London yang tidak terlalu banyak kendaraan yang berlalu-lalang. Beberapa daun kering yang berjatuhan karena kini London sedang musim semi nampak indah dengan warna daun yang coklat keemasan. Sangat romantis jika ia bisa berjalan keluar berdampingan bersama ibunya seperti yang selalu ia lakukan dulu. Dari balik masker dan kacamatanya, Hailee tersenyum mengingat kembali memory indahnya bersama ibunya dulu. Andai ayahnya bisa sedikit saja menyisihkan waktunya dulu untuk berjalan bersama mereka, mungkin Hailee akan selalu mengingat momen mereka bertiga dengan begitu indah. Ayahnya dulu dan sekarang tetaplah sama. Selalu disibukkan dengan berbagai pekerjaan yang tidak pernah Hailee tahu seperti apa. Bahkan kini mungkin ayahnya semakin sibuk, mengingat ia tidak mendapatkan ucapan selamat pagi dari ayahnya. Saat mobil berhenti karena lampu merah, Hailee melihat seorang anak yang digendong oleh ayahnya berjalan begitu gembira bersama seorang wanita yang diyakni pasti adalah ibu dari anak yang digendong oleh ayahnya itu. Hailee tersenyum melihat tawa bahagia dari anak beruntung itu. Hailee tersenyum getir dari balik kacamata dan masker yang ia pakai. Hailee berfikir, jika ayahnya tak disibukkan dengan pekerjaan pun, mereka tidak akan pernah mungkin bisa menyusuri kota London dan berjalan mesra layaknya anak dan ayahn seperti apa yang ada dalam bayangannya mengingat kelainan aneh yang ia alami. Mengingatnya, Hailee kembali tersenyum getir.   Mobil sudah terparkir dengan rapih di parkiran mobil. Sementara Hailee sudah pergi menemui dokter Isabel sekaligus bibi dari Hailee. Kesan pertama yang dirasakan oleh Jeff saat melihat Isabel adalah seorang psikiater yang memiliki jiwa keibuan dengan senyuman hangat yang tak leas dari bibirnya, namun entah ada aura apa. Jeff tidak terlalu menyukai Isabel meski Isabel sudah dengan bainya menyambut kedatangan mereka dan memberikan senyuman hangatnya seolah lama tidak bertemu dengan anaknya saat melihat Hailee. “Hallo Hailee sayang. Apa kabar nak? Bibi bersyukur kau mau tinggal bersama ayahmu disini. Akhirnya, kau memenuhi keinginan ayahmu itu,” ucap Isabella pada Hailee dengan memberikan pelukan hangat layaknya ibu bertemu dengan putrinya. ”Kau harus menemani ayahmu yang sudah semakin tua renta itu, jangan biarkan dia selalu sibuk dengan pekerjaannya.” Ucapnya lgi dan menuntun Hailee untuk ikut masuk bersamanya. Isabel menatapi kedua orang yang berjalan dibelakang Hailee. “Mrs Isabel. Perkenalkan, ini adalah Jeff bodyguard nona Hailee.” Kelly berinisitif memperkenalkan Jeff setelah mendapatkan pandangan menyelidik dari Isabella. Isabel cukup mengenal Kelly mengingat saat ia berkunjung untuk terapi Hailee dulu, Kelly selalu hadir untuk menemani Hailee. “Ya, aku tahu. Kakakku sudah memberitahu perihal pegawai baru yang akan menjaga Hailee.” Jawab Isabel dan tersenyum hangat pada Jeff, kemudian Jeff mengangguk tanda hormat kepada Isabel. “Mrs, Isabel. Saya Jeff.” Sapa Jeff membuka suaranya dan mengangguk. “Ya. Hallo Jeff. kalau begitu, aku akan mulai sesi terapi ini. kalian bisa meunggu di luar sementara Hailee bersamaku.” Cetus Isabel kepada keduanya. Seolah sudah mengerti, Kelly segera melaksanakan apa yang dikatakan oleh Isabel. Sementara Jeff msih berdiri tegap ditempatnya. “Ada apa Jeff? kenapa kau tidak keluar?”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN