Suara tembakan senjata api semakin terdengar jelas oleh Hailee, namun kini suara itu berbarengan dengan kilatan yang ia tak tahu dari arah mana. Hailee menguatkan hatinya untuk menuruni ranjang dan melihat ke asal suara dan kilatan yang terlihat dari luar kamarnya.
Perlahan Hailee mengeluarkan kepalanya keluar jendela hingga membawa tubuhnya keluar ketika melihat kilatan cahaya indah dari langit setelah mendengar dentuman keras.
“Kak!” teriak suara yang berasal dari bocah kecil yang selama beberapa hari ini bermain dengannya dan selama seharian ini ia dengarkan masih menunggu di luar kamarnya dengan suara bola bassball-nya. “Cepat turun! Kak Jeff membawa banyak kembang api. Ayo kita bermain sampai puas kak!”
Adam memanggil namanya dengan suara polosnya dan senyum sumringah yang terpancar dari kegelapan malam.
Hailee kemudian melihat Jeff yang terlihat ikut tersenyum kearahnya. “Turunlah Hailee. Kau tidak akan tahu bagaimana serunya bermain kembang api tanpa ikut bermain kembang api bersama kami.”
Hailee masih berdiri terpaku melihat Adam dan Jeff dengan serunya bermain kembang api yang membuatnya hanya menatap kagum pada bercakan cahaya yang begitu indah ketika terpecah dilangit.
Malam ini Hailee tak lupa memakai jaket hoodie nya dan menyembunyikan wajahnya yang hampir menenggelamkan setengah wajahnya.
Adam berbalik dan berjalan mendekati Hailee yang hanya berdiri dibelakangnya tanpa berniat menghampirinya. Adam menyodorkan satu buah kembang api berukuran sedang kepada Hailee begitu ia sampai didepan Hailee dengan mendongakkan kepalanya karena tingginya yang hanya sepinggang Hailee.
“Kak, cobalah sendiri! Ini seru.” Ucap Adam dengan senyum gemasnya yang pasti membuat orang yang melihatnya merasa ingin mencubit pipi kembungnya.
Hailee ragu pada awalnya untuk menerima kembang api yang disodorkan oleh Adam. Namun, ia juga seidkit penasaran untuk mengetahui bagaimana rasanya ikut dalam keseruan yang semenjak tadi membuat ia terkagum tak percaya.
Hailee akhirnya menerima kembang api yang diberikan Adam dan berjalan mengikuti tuntunan tangan Adam menuju dimana Jeff berada.
“Selain untuk membuat suasana menjadi seru. Kembang api ini juga bisa membuatmu meluapkan semua kemarahan dan segala hal yang ada didalam hatimu. Kemarilah! Akan kubantu.” Ucap Jeff dan menarik tangan Hailee dan membuat Hailee terkejut dengan tarikan mendadak yang dilakukan oleh Jeff.
Hailee semakin dibuat terkejut karena Jeff kemudian membawanya kedalam dadanya dan membuat mereka berada di posisi tak biasa. Jeff yang kini berada dibelakan tubuhnya dan menuntun tangannya untuk memegang kembang api dan menyalakannya.
Entah dikarenakan suara dentuman dan dorongankuat dari kembang api atau karena ia seolah berada dialam pelukan lelaki asing ini. jantungnya serasa melonat-loncat tak bisa hingga ia takut suara detak jantungnya akan terdengar oleh Adam dan khususnya Jeff yang masih belum berniat untuk melepaskan tangannya dari tangan Hailee yang masih memegang kembang api yang mengeluarkan cahaya indah.
Tanpa disadari oleh siapa pun, Jeff tersenyum tipis karena ia berhasil mendekati gadis yang selama ini ia idamkan hanya didalam hati. setelah sekian lama penantiannya, Jeff berhasil berada begitu dekat dengan gadis yang semenjak kecil sudah menerima pernyataan cintanya meski ia harus menerima penolakan juga. Jeff tersenyum kecil mengingat masa kanak-kanaknya dulu bersama Hailee.
Mereka kini tengah berjalan berdua dengan Hailee yang selalu menunduk dan bersembunyi didalam hoodie nya. Hailee berjalan dibelakang Jeff dan mencoba berjalan sejauh mungkin, sementara Jeff dengan langkah tegasnya berjalan memimpin didepan. Sementara Adam mengekor disamping Hailee. Adam terlihat berfikir sejenak sebelum ia mulai bersuara.
“Kak, bolehkah aku bertanya sesuatu?!” tanya Adam pada Hailee dan dbalas dengan anggukan dari Hailee.
Adam memegang tangan Hailee dan tersenyum menggemaskan yang membuat Hailee mengkerutkan dahinya bingung.
“Darimana kakak dapat jam tangan norak ini? jam ini selalu kakak pakai. Bukankah uang kakak banyak? Kenapa tidak membeli yang lebih bagus? Kelihatannya juga jam ini model lama. Ini jam anak-anak tapi aku tidak suka karena terlalu norak. Bahkan kakak memakainya saat pesta kemarin. Maaf kak?!” ucapnya polos.
Sadar dengan apa yang dikatakan oleh Adam, Hailee segera menyembunyikan tangan yang ia pasangi jam kembali kedalam saku jaketnya. Hailee semakin menundukkan dan menyembunyikan dirinya dibalik hoodie-nya. Jeff hanya tersenyum mengingat jam kekanakan yang memang selalu dipakai oleh Hailee.
Malam ini Jeff cukup puas dengan apa yang ia lakukan bersama Hailee. Setidaknya ia bisa membuat Hailee sedikit lebih tenang dan membuat gadis itu mau kelaur kamarnya dengan sedikit iming-iming kembang api yang terlintas begitu saja ketika ia mendengar Hailee mengurung diri dan tidak memakan makanannya. Bahkan Hailee tidak menyentuh makanan yang diantar oleh seorang kepala maid untuknya.
Setelah mereka mengantarkan Adam ke kamarnya, Jeff kini berada di belakang Hailee untuk mengantarnya menuju kamarnya kembali. Hailee tiba-tiba saja menghentikan langkahnya seperti ada yang ingin dikatakan, namun gadis ini segera melangkahkan kakinya lagi.
Bukannya menuju kamarnya, Hailee melangkahkan kakinya menuju dapur dan langsung membuka kulkas dan mengambil sebotol s**u yang masih tertutup rapat karena masih baru. Tanpa menunggu Hailee meminta bantuannya, Jeff dengan segera mengambil alih botol s**u yang dipegang Hailee. Hailee terlihat gugup dengan hanya bersentuhan tangan sebentar dengan Jeff dan terlihat salah tingkah.
“Ini. Minumlah dengan pelan, aku akan menunggu.” Ucap Jeff dengan tersenyum hangat dan membuat Hailee semakin salah tingkah.
Hailee meneguk s**u yang sebelumnya telah ia pindahkan kedalam gelas. Namun, belum sempat ia menghabiskan segelas susunya, ia dikejutkan dengan pertanyaan dari Jeff.
“Bolehkah aku tahu darimana kau mendapatkan jam yang dikatakan norak oleh Adam ini?” tanya Jeff.
Hailee terbatuk dan Jeff menepuk punggung Hailee dengan hati-hai sebelum Hailee kembali lebih tenang lagi.
“Jika kau tidak ingin menjawabnya tidak apa-apa. aku hanya merasa penasaran seperti Adam.” Ucap Jeff lagi.
Hailee menyimpan gelas bekas minumnya diatas meja dan berkata, “Teman kecilku.” Ucapnya singkat dan pergi tergesa hingga tanpa sadar ia menyenggol gelas yang ia taurh sendiri diatas meja tadi.
Trak...prangggggg
“Hailee awas!” teriak Jeff mencoba menyelamatkan Hailee dari pecahan kaca yang sudah terlanjur mengenainya.
“Aawww!” tanpa sadar Hailee berteriak kesakitan.
Melihat Hailee yang tengah kesakitan, dengan segera Jeff membawa Hailee kedalam rengkuhannya dan menggendong Hailee seakan berat tubuh Hailee hanya seringan bulu. Sementara Hailee membelalakan matanya terkejut mendapatkan dirinya sudah berada jauh dari dapur terutama dari pecahan kaca yang ia jatuhkan.
“Duduklah dengan tenang disini, aku akan mengambil antiseptik.” Perintah Jeff tegas dan egera berlari membawa obat untuk mengobati Hailee.
Tanpa banyak membantah, Hailee duduk diam dengan kepala tertunduk namun mata yang memperhatikan gerak-derik Jeff dibalik bulu matanya yang lentik. Jeff kembali setelah mendapatkan apa yang ia cari dan segera membersihkan kaki Hailee yang terkena pecahan kaca yang melukai kulit putih mulusnya. Hailee meringis ketika mendapatkan setitik antiseptik yang melukai kulitnya. Namun sekujur tubuhnya begitu merinding ketika tangan Jeff bersentuhan langsung dengan kulitnya. Hatinya bergelenyar tak keruan dan membuat ia gelisah tak bisa duduk dengan nyaman.
“Sudah selesai.” Ucap Jeff tanpa menatap Hailee karena ia tidak ingin membuat Hailee semakin tidak nyaman padanya. Ia bukannya tidak mengetahi ketidak nyamanan Hailee atas sentuhannya. Ia sangat sadar akan itu. Ia hanya tidak tahu cara apa lagi untuk menolong Hailee dan ia juga sebenarnya sangat menahan duru untuk tidak semakin menyentuh Hailee.
Hailee diam dan tak membalas ucapan Jeff atau sekedar untuk berterimakasih. Hailee mencoba untuk berdiri namun kakinya ternyata begitu perih luar biasa meski kakinya sudah diobati. Dengan sigap Jeff menangkap Hailee yang tak jauh dari jangkauannya.
“Hati-hati. kakimu mungkin akan sakit selama beberapa hari karena pecahan gelas yang terlalu menancap dalam, tapi kau tidak perlu khawatir, tidak akan berbekas di kulitmu.” Ucap Jeff dengan jarak yang begitu dekat hingga Hailee bisa merasakan deru nafas hangat Jeff.
Jeff melihat bola mata indah Hailee dari jarak dekat dan turun ke hidung mungilnya hingga berhenti ke setiap sudut bibir Hailee yang sudah pasti menjadi dambaan setiap lelaki untuk mencicipi manis bibirnya.
Entah karena terkesima atau Hailee terlalu dengan makhluk luar biasa tampan yang memeluk dirinya saat hendak terjatuh lagi. mata biru indah dan sejernih air begitu menghipnotis Hailee hingga tanpa sadar ia merasakan bibirnya yang kini menempel dengan sebuah benda kenyal yang menghisap bibirnya begitu menggoda. Hailee tersadar ketika sebuah jilatan pada bibirnya ia rasakan. Hailee segera menjauhkan dirinya dari ciuman tak terduga dari Jeff, namun Jeff menariknya hingga ia tak mampu untuk bergerak dan hanya menerima ciuman yang semakin menggodanya. Mengikuti nalurinya, Hailee memejamkan matanya dan merasakan nikmatnya bibir Jeff hingga tak terasa ia mengeluarkan suara lenguhan yang semakin membuat Jeff tak mampu menahan diri.
Seperti mendapatkan lampu hijau, Jeff menyentuh setiap lekukan tubuh hailee dibalik jaket tebalnya dan tangannya berhenti di lekukan leher Hailee dan membawa Hailee semakin menempel padanya. Tangan besarnya terlihat seperti menguasai kepala Hailee yang mungil dan tanpa sadar tangan Hailee meremas kemeja putih Jeff dan semakin merapatkan dirinya.
Ciuman Jeff yang semakin intens turun hingga menuju lekukan leher Hailee yang indah hingga tanpa sadar Hailee menyebit nama Jeff dengan suara seraknya yang lebih terdengar sexy bagi Jeff dan semakin membuat Jeff bertambah liar.
“Hahh... Jeff...”