Part 11

1135 Kata
Jeff berjalan dengan tergesa. Ia amat sangat tidak mempercayai apa yang di teriakan oleh Hailee di pesta tadi, namun ia juga tidak bisa tidak mempercayai apa yang diteriakkan oleh Hailee. Untuk pertama kalinya, Hailee berani untuk menunjukkan emosi terdalamnya, dan ini adalah sebuah kemajuan namun juga sebuah misteri baginya. Jeff membuka pintu kayu tinggi yang tertutup rapat didepannya dengan sekali dorongan. “Apa ada yang ingin kau katakan padaku ayah?” Jeremy Steinfield sontak menatap ke arah pintu menatap orang yang baru saja memasuki ruangannya. Disampingnya ia duduk bersama dengan seseorang yang sangat ia kenal setelah acara yang berubah menjadi lautan bisikan orang-orang yang hadir disana. “Jeff, duduklah!” Jeremy mengubah posisi duduknya yang semula membungkuk menumpukan kedua tangannya di lutut, kini menyandarkan punggungnya di sofa, “Bagaimana keadaan Hailee sekarang?” lanjutnya. “Dia sudah lebih tenang sekarang,” Jeff menatap Jeremy yang ternyata adalah ayahnya sendiri dengan lekat sebelum kembali berbicara. “Daripada itu, aku ingin tahu apa yang terjadi antara ayah dan juga Hailee.” Jeremy menghela nafasnya pelan dan mengerutkan keningnya seolah seperti orang yang bingung. “Entahlah, Jeff. Ini pertama kalinya ayah melihat Hailee setelah pemakaman ibunya waktu dia masih kecil. Entah apa yang terjadi dengan kematian dari ibunya. Tidak ada yang tahu bagaimana pembunuhan sadis itu terjadi selain hanya Hailee yang tahu. Melihat reaksi Hailee, jujur, ayah juga terkejut Jeff.” Jeremy memijat keningnya dengan tangan kanan sementara tangan kirinya ia terkulai lemas diatas tangan sofa berwarna coklat teduh. “Melihat reaksi dari Hailee, aku rasa pembunuhan ibunya mungkin saja ada hubungan denganmu ayah. Maaf, aku harus mengatakan ini. aku hanya tidak ingin membuat spekulasi sendiri tapi mungkin semua orang akan merasakan hal yang sama jika melihat kejadian semalam.” Jelas Jeff dengan tenang namun berusaha mencari kata yang pantas untuk berbicara dengan ayahnya. Jujur, Jeff merasa ragu untuk mempercayai apa yang dikatakan oleh Hailee karena ia sangat mempercayai ayahnya. Namun ia juga tidak bisa meremehkan kemungkinan yang terjadi. Ia harus lebih hati-hati lagi. “Tidak apa-apa Jeff. Ayah mengerti.” Balas Jeremy dengan senyuman hangatnya. Meski Jeremy dikenal oleh banyak orang sebagai pebisnis tegas berdarah dingin dalam dunia bisnis, dan tidak segan menghancurkan pesaingnya dengan cara kotor sekalipun. Jeremy tetaplah seorang ayah didepan Jeff, putra satu-satunya yang ia miliki juga pewaris dari kerajaan bisnisnya Steinfield Corp. Meski Jeff bisa saja menggunakan kekuasaann dan uangnya untuk mendapatkan perempuan yang ia mau, tetap saja Jeff menujukan hatinya hanya untuk satu orang wanita yang sama sekali jauh dari jangkauannya karena segala tembok pembatas yang menjadi penghalang antara ia dan juga Hailee.   “Steve, bisakah kau lebih menjaga ayah selagi aku tidak ada? Aku tidak ingin meragukan ayah, tapi aku juga tidak bisa meragukan Hailee.” Ucap Jeff setelah ia keluar dari ruangan kerja Jeremy bersama dengan Steve, asisten pribadi ayahnya. Steve mengangguk mengerti, “Jangan Khawatir tuan muda. Anda bisa mempercayakan tuan besar kepada saya.” Balas Steve. Mendengar jawaban dari steve, Jeff pergi berlalu dengan perasaan tak menentu. Jeff mengira, ia hanya perlu berada disamping Hailee dan menjadi sahaba Hailee, kemudian kembali menyatakan cintanya seperti yang selalu ia lakukan saat kecil dulu. Namun ternyata. Masalah yang kini ia hadapi jauh dari kata sederhana. Ini bahkan terlalu rumit karena ia juga harus bisa mengungkapkan kebenaran dari kematian ibu Hailee. Ia sangat meyakini ayahnya dan tidak ingin meragukan orang yang paling ia hormati. Ia mengerti betul dengan ketegasan dan keotoriteran dari ayahnya itu. bahkan ia juga mengerti dengan kekejaman ayahnya yang selalu bisa menyingkirkan pesaingnya hingga harus melakukan hal ektrim. Namun, ia tidak bisa mempercayai ayahnya rela menyakiti keluarga dari sahabat yang selalu ia banggakan. Rowman Goulding. Hubungan ayahnya dengan Rowmn Goulding dikenal sangat baik. Bahkan ia tahu betul, ayahnya akan rela melakukan apa saja untuk keluarga Rowman Goulding. Jadi, ia tidak bisa mempercayai sepenuhnya apa yang dikatakan oleh Hailee. Namun, ia juga tidak bisa meremehkan apa yang dikatakan oleh Hailee tentang ayahnya. Kelainan yang diderita oleh Hailee hingga membuat dirinya rela menjadi seorang bodyguard pribadi tidak bisa diremehkan. Keberaniannya menghadiri pesta dan menunjuk ayahnya denan lanang dan penuh kebencian adalah sebuah kemajuan besar namun juga sebuah hal yang amat ia sesali. Hailee harus kehilangan masa depannya dan mengurung diri dari dunia sosial yang ada di sekitarnya setelah menyaksikan sendiri bagaimana ibunya dibantai oleh orang yang tidak memiliki hati nurani didepan seorang gadis kecil hingga harus mengalami trauma hebat yang berakibat fatal pada kehidupan masa depannya kini.   Semenjak kejadian pesta semalam, Hailee tidak membiarkan seorang pun untuk masuk ke dalam kamarnya, Adam pun tak ia biarkan untuk masuk. Adam yang semenjak pagi tadi menghampiri Hailee hanya diam berdiri didepan kamar Hailee dengan memainkan bola bassball-nya hingga mengeluarkan suara benturan bola dengan lantai marmer yang sejernih air itu dan berharap Hailee mau keluar dari kamarnya sekedar untuk menyapa atau ia hanya ingin melihat Hailee tersenyum malu padanya seperti biasa. Sejumlah makanan yang tersedia diatas meja makan yang biasa disiapkan para maid juga tak sedikitpun tersentuh oleh Hailee. Hailee sama sekali tidak keluar dari kamarnya sama sekali dan membuat Adam semakin khawatir. Sift kerja Jeff juga masih beberapa jam lagi. Bodyguard wanita yang menggantikan Jeff sama sekali tidak bisa membantunya untuk membuat Hailee keluar kamarnya. Hingga waktu menunjukan sore hari, Hailee tak juga keluar dari kamarnya. Sebentar lagi adalah jadwal pergantian sift untuk Jeff berjaga. Adam sanga berharap banyak Jeff mempunyai ide yang cemerlang untuk membuat Hailee setidaknya merasa lebih baik.   Seharian ini Hailee sama sekali tidak mempunyai tenaga untuk sekedar melihat keluar jendela kamarnya atau pun beranjak keluar untuk mengisi perutnya yang sebenarnya sudah menagih minta diisi. Namun, tenaganya seolah tidak ada dan serasa lemas. Pertemuan pertamanya kembali dengan pembunuh ibunya membuat ia seakan harus mengulang kembali memory menyakitkan yang selama ini sangat ingin ia kubur dalam-dalam. Fakta mengejutkan yang membuat ia semakin membenci keadaan ini adalah fakta bahwa ayahnya juga bersahabat dekat dengan orang yang paling ingin ia bunuh di dunia ini. ingin rasanya ia membalas semua sakit yang sudah dilakukannya pada ibunya dahulu. Namun, untuk merealisasikan hal itu tidak cukup hanya tekad saja. semalam, ia hanya bisa berteriak tanpa melakukan apapun. Ia benar-benar merasa menjadi seorang anak yang durhaka karena membiarkan pembunuh ibunya masih berkeliaran bebas di bumi ini dan menghirup udara dengan bebasnya. Menyiksa seorang wanita secara perlahan didepan putrinya sendiri. Sampai saat ini, ia bahkan sangat bergetar hebat jika teringat peristiwa menyakitkan itu. Tangan hingga wajahnya masih terus dibanjiri keringat jika ia masih memikirkan kejadian menyakitkan itu. Suara tembakan senjata api masih terdengar jelas ditelinganya. Tembakan keras beberapa kali yang mengenai kepala ibunya hingga sekujur tubuh ibunya setelah mengalami penyiksaan yang menyakitkan. Suara tembakan senjata api semakin terdengar jelas oleh Hailee, namun kini suara itu berbarengan dengan kilatan yang ia tak tahu dari arah mana. Hailee menguatkan hatinya untuk menuruni ranjang dan melihat ke asal suara dan kilatan yang terlihat dari luar kamarnya. Perlahan Hailee mengeluarkan kepalanya keluar jendela hingga membawa tubuhnya keluar ketika melihat kilatan cahaya indah dari langit setelah mendengar dentuman keras. “Kak!” teriak suara yang berasal dari bocah kecil yang selama beberapa hari ini bermain dengannya dan selama seharian ini ia dengarkan masih menunggu di luar kamarnya dengan suara bola bassball-nya.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN