Jeff mengeratkan genggaman tangannya pada Hailee. Ia tahu keresahan Hailee.
Mereka memasuki kabin yang lebih mewah dari kabin yang sudah Hailee lihat sebelumnya. Hailee mengerutkan keningnya.
“Aku tidak mungkin membiarkan orang lain melihat matamu yang bersinar menakjubkan saat melihat pemandangan malam kota London.”
Kekhawatiran Hailee seketika menghilang mendengar apa yang dikatakan oleh Jeff. Raut wajahnya yang semula terlihat ketakutan, kini secerah bintang yang mulai bermunculan di langit Kota London yang terlihat indah tanpa awan mendung. Ia melihat seisi kabin yang luas tanpa ada seorang pun, bahkan Adam dan Briana. Ia melihat meja dan sepasang kursi berwarna merah beludru di tengah kabin. Hailee sangat ingin berlari melihat keluar kabin namun ia melangkah perlahan, Hailee takut keadaan kabin akan goyah jika ia berlari.
Jeff tersenyum melihat tingkah Hailee yang menggemaskan.
“Kau tidak perlu takut. Kabinnya akan baik-baik saja meski kau tetap berlari.” Hailee tersenyum senang.
Hailee perlahan mempercepat langkahnya dan menghampiri meja makan yang sudah tersedia begitu banyak hidangan makanan lezat disana. Kemudian Hailee berlari kecil menuju ke pinggir kabin dan melihat betapa indahnya pemandangan kota London yang dipenuhi lampu kerlap kerlip malam yang terlihat seperti hiasan bintang. Ia seakan berdiri di atas langit dan melihat hamparan bintang dibawah kakinya.
Suasana malam dan bangunan yang ada di sekelilng London Eye terlihat bersinar dengan warna keemasan dan warna-warni karena bangungan-bangunan yang ada disana disinari lampu dan menambah suasana romantis kota London.
Tangan besar Jeff menyelinap dibalik tubuh mungil Hailee dan memeluknya dari belakang. Hailee sedikit terkejut namun sangat bahagia dengan apa yang dilakukan Jeff. Jika ia tahu keputusannya pindah ke kota London akan semembahagiakan ini, ia pasti akan melakukannya sejak dulu. Sejenak, Hailee bahkan melupakan kenyataan bahwa kota romantis ini juga yang telah menjadi tempat nyawa ibunya direnggut.
“Bagaimana? Kau suka?” suara nafas hangat Jeff menggelitik telinga Hailee dan membuatnya sedikit bergidik geli.
“Sangat. Aku sangat suka.” Hailee mengusap jemari besar Jeff yang berada diperutnya.
Sejenak Hailee merasa gelisah mengingat perutnya yang akhir-akhir ini ia isi dengan banyak makanan.
“Mulai sekarang, bersiaplah dengan banyaknya kejutan yang akan aku berikan. Bersiaplah untuk selalu tersenyum Hailee.” Jeff mengecup kepala Hailee lama dan kembali mengeratkan pelukannya pada Hailee.
“Aku sedikit menyesal, mengapa aku tidak menikmati ini sejak lama.”
“Itu karena kau terlalu lama bersembunyi My Dearest,” Jeff membalikkan tubuh Hailee dan mengecup cuping telinga Hailee dan membuat tubuh Hailee berdesir hebat. “Bersiaplah menerima lebih banyak kejutan dariku.”
Jeff menyelipkan tangan besarnya diantara rambut Hailee yang dikuncir dan menariknya perlahan untuk menyatukan bibir mereka dengan lembut. Hingga akhirnya bibir lembut Hailee menyatu dengan bibirnya yang begitu ingin menuntut melepaskan kerinduan yang selama ini ia pendam kepada Hailee. Perlahan Jeff memulai tuntutan ciumannya pada Hailee dan ia menggeser bibirnya untuk memberikan kenyamanan pada Hailee. Ia tidak ingin dicap sebagai lelaki yang tidak pandai membuat Hailee nyaman dengan ciumannya.
Rasanya, bibir Hailee seperti akan dilahap oleh lembutnya ciuman Jeff. Jeff seakan tak berniat untuk melepas ciumannya. Tangannya yang lain semakin menarik pinggang Hailee untuk lebih mendekat padanya. Beberapa kali Jeff dan Hailee merubah posisi kepala mereka mengikuti naluri dan seakan betah pada posisi mereka hingga Hailee hampir kehilangan nafasnya.
Terpaksa, Jeff melonggarkan ciumannya dan mengakhiri ciuman mereka dengan ciuman yang dalam, dengan nafasnya yang masih terengah Jeff menyatukan keningnya dengan kening Hailee dan mengusap-usap kedua pipinya.
“Waktunya makan malam, kau harus mengisi perutmu dan mengisi energimu. Jika kita lanjutkan, aku tidak yakin akan membuatmu tenang malam ini.” Jeff mengecup kening Hailee begitu dalam dan lama. Ia berjanji dalam hati, ini ciumannya yang terakhir malam ini.
Jeff segera menuntun Hailee duduk di kursinya dan ia memutari meja untuk duduk di sebrang Hailee.
“Apakah suasana disetiap kabin sama romantisnya seperti disini?” tanya Hailee penasaran.
“Tidak, aku memesannya khusus untuk kita.” Pipi Hailee merona merah mendengarnya.
Jeff kemudian menyerahkan piring yang sudah terisi potongan kecil steik yang sudah ia potong-potong dan mengambil steik yang ada dihadapan Hailee.
“Makanlah.”
Hailee menatap Jeff tak lepas dan membuat Jeff tersadar.
“Kenapa?”
Hailee mengangkat tangannya dan menopangkan dagunya.
“Aku penasaran. Apa kau selalu melakukan hal-hal romantis seperti ini pada setiap klienmu?!”
Jeff hanya tersenyum kecil dan menjawab, “Aku tidak pernah turun ke lapangan, dan aku tidak pernah melakukan hal-hal romantis. Jika kau sebut ini sebagai tindakan romantis, aku hanya melakukannya karena aku senang melihat senyummu, dan aku akan selalu melakukan hal-hal yang membuatmu senang My Lady.”
“Wahhh...” Hailee mengipas-ngipasi wajahnya dan berharap pipinya tak terlihat merona karena rayuan Jeff yang mungkin ia lakukan tanpa sadar.
Hailee tertidur begitu pulas sepulangnya ia melakukan perjalanan romantis bersama Jeff. Ia yang tidak pernah tidur sepulas ini begitu merasa segar saat pagi hari ia terbangun. Ah, bukan. Ini sudah siang. Ia terus saja memikirkan jalan-jalan romantisnya bersama Jeff sepanjang malam, ia baru tertidur saat jam menunjukan hampir waktu subuh menjelang.
Hailee keluar kamarnya dengan hanya mengenakan gaun tidur berwanra putih dan berjalan menuruni tangga, ia berniat untuk memasuki dapur. Ia tak lagi memakai hoddienya seperti biasanya. Ia ingin memulai harinya dengan perasaan yang baru dan dengan keadaan yang jauh lebih baik.
“Ah, nona muda maaf. Saya akan segera membersihkan semua area rumah. Anda bisa makan dengan tenang.” Ucap Kelly saat melihat nona mudanya memasuki area ruang makan.
“Tidak perlu Kelly. Aku harus membiasakan diri dengan semua karyawan yang ada di rumah ini.” ucap Hailee dengan senyum lembutnya.
“Nona? Anda... benar-benar tidak apa-apa?” Kelly bertanya dengan hati-hati, ia bertanya kalau-kalau ia salah mendengar apa yang dikatakan oleh Hailee.
“Aku baik-baik saja. kalian bisa bekerja dengan santai.”
Hailee berjalan melewati meja makan dan membuka kulkas, serta mengambil kotak s**u yang sudah terbuka kemudian mengisi gelas kosong yang ia ambil saat melewati meja makan.
“Kelly, susunya segar sekali. Apa kau baru membelinya hari ini?!” celetuk Hailee mengagetkan asisten pribadinya.
“Ya? Ah i...iya nona.” Jawab Kelly tergagap. Tidak ada orang lain di mansion ini yang meminum s**u selain nona mudanya. Adapun Adam, ia tak pernah menyentuh makanan atau minuman di mansion ini. semuanya tersedia di rumah belakan bersama persediaan makanan dan minuman untuk karyawan lain. Jeff juga tidak pernah menyentuh s**u yang ada di kulkas itu, ia rasa kopi dan jus adalah temannya selama ini.
“Kelly, kapan jadwal Jeff berjaga?”
“Besok pagi nona.”
“Aku mendengar namaku disebut,” Suara familiar yang bahkan sangat ia rindukan meski nafasnya terasa di telinganya.
“Jeff!” seru Haille dan berlari kecil menghampiri Jeff.
Sementara Jeff mengulurkan kedua tangannya menyambut pelukan yang akan diberikan tangan kecil Hailee.
“Apa kau tidur nyenyak?” Hailee menatap Jeff dan mengangguk manja. “baumu tetap harum meski baru bangun dari tidurmu.” Ucap Jeff sungguh-sungguh dan mengendus Hailee dengan menutup matanya.
“Kita baru bertemu dan kau sudah menggombal Jeff.” balas Hailee dengan mencubit sedikit perut Jeff yang tak terasa sakit.
“Aku tidak pernah menggombal.” Ujar Jeff dan menempelkan hdungnya dengan hidung Hailee.
Ditengah kebahagiaan Hailee dan Jeff, suara berisik dari arah ruang tamu terdengar semakin jelas. Samar-samar, Hailee mendengar suara bibinya memanggil namanya. Jeff memasang telinganya pada earphone yang terpasang dan mendengar beberapa hal yang membuatnya seketika naik darah
“Bibi Isabel?!” gumam Hailee yang hanya terdengar oleh Jeff.
“Kau tunggulah di rumah belakang bersama Kelly dan karyawan lain. Kelly! Tolong jaga Hailee di rumah belakang dan tutup semua akses masuk disana.”
“Baik.” Jawab Kelly dengan tegas dan segera menarik Hailee dan membawa Hailee ke tempat yang sudah diintruksikan oleh Jeff.
Jeff mulai menghubungi semua anak buah yang sudah berjaga di sekitaran mansion untuk menjaga rumah belakang dan menjaga Hailee.
“Jaga Hailee dengan mempertaruhkan hidup kalian. Jika terjadi apa-apa dengan Hailee, jangan harap kalian masih memiliki kepala.”
Sementara di ruang tengah mansion, Dr. Isabel tengah sibuk menjamu para wartawan dan mencari keberadaan Hailee yang tak kunjung ia temui. Dr. Isabel kemudian menuju ke lantai atas, tepatnya kamar Hailee berada.
“Sepertinya aku tidak pernah memberikan akses masuk untuk para wartawan yang terhormat ini, selain keluarganya.” Jeff berucap dengan dingin.
Jeff berdiri tegak di ambang pintu ruang tamu dan berjalan santai menuju tempat duduk single yang tak ditempati oleh siapapun.
“Kami mendapat undangan dari Dr. Isabel untuk mewawancarai pewaris sekaligus putri satu-satunya Rowman Goulding.”
“Hmm,” gumam Jeff. Jeff menggaruk halis kanannya yang tak gatal dan menopang dagunya dengan jemari tangan kanannya, sementara tangan kirinya ia juntaikan di lengan kursi yang satunya. Ia juga melipat kaki kanannya diatas kaki kirinya. Penguasa, “Tapi aku tidak mendapatkan pemberitahuan apapun dari ayah Hailee, Rowman Goulding.”
“Ah, kami rasa itu bukan urusan kami karena Dr. Isabel sendiri yang mengundang kami secara pribadi.”
“Hmm, benarkah?”
“Ya, aku memang memerintahkan mereka untuk datang. Kurasa aku tidak perlu izin dari kakakku sendiri karena aku adalah dokter pribadi sekaligus bibi satu-satunya Hailee. Kau tidak perlu khawatir, kau hanya perlu menjaga Hailee. Ngomong-ngomong, dimana Hailee? Aku tidak melihatnya dimana pun?”
“Anda juga tidak perlu mengkhawatirkan Hailee, dia berada ditempat yang aman. Seperti yang anda katakan, aku hanya perlu menjaganya.”
Semua wartawan yang mendengarkan menghampiri Jeff yang kemudian dihadang oleh beberapa anak buah yang sedari tadi menjaga Jeff di tempatnya.
“Kalau begitu apa kami boleh bertanya kepada anda terkait Hailee? Mengingat anda adalah bodyguard pribadi Hailee. Apa benar selama ini Hailee menyembunyikan dirinya di tempat asal ibunya, Indonesia?” cerocos seorang wartawan yang berada lebih dekat dengan Jeff.
“Apa benar persembunyiannya selama ini karena ia takut diburu oleh para pembunuh yang dulu membantai ibunya?” tanya wartawan lainnya yang tak jauh dari Jeff, dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan dari wartawan yang membuat Jeff geram mendengarnya.
Jeff kemudian mengedikkan kepalanya sedikit untuk memberi intruksi pada bawahannya. Seketika para wartawan yang terus mendekati Jeff dan memberikan pertanyaan tak manusia pada Jeff. Jeff tahu pasti, para wartawan yang datang atas suruhan Dr. Isabel akan menghancurkan mental Hailee, dan memang itulah rencana Dr. Isabel.
Setelah para wartawan mundur beberapa langkah dari Jeff, Jeff tersenyum sinis.
“Entah kalian masih memiliki hati nurani atau hati nurani kalian sudah mati. Ah, mungkin tidak. Kalian masih memiliki sedikit. No. Setitik saja hati nurani karena kalian akan menghancurkan mental seseorang demi mencari lembaran dollar yang tak seberapa demi keluarga kalian. Itu jika kalian masih memiliki keluarga.” Ucap Jeff sinis yang menohok dengan tajamnya.
“Apa maksud anda?” tanya seorang wartawan wanita.
“Aku tidak memiliki urusan dengan kalian, silahkan keluar dari mansion ini. Aku harus menjaga Hailee seperti yang dikatakan oleh Dr. Isabel. Jangan memaksaku untuk melakukan kekerasan, karena aku memiliki hak atas itu.” Jeff mengatakannya dengan mata tajam yang tak lepas dari Dr. Isabel.
Jeff melewati para wartan dan menghampiri Dr. Isabel. Kemudian ia mendekat dan berbisik di telinga Dr. Isabel, “Aku akan menganggap ini sebagai perang jika kau tidak mengusir para tikus kecil itu.”