Kelly memang bukanlah seorang yang terbilang peka terhadap sesuatu yang ada disekitarnya, ia hanya akan fokus pada peekrjaan dan sesuatu yang harus ia perhatikan saja. kebersamaannya bersama Hailee selama bertahun-tahun lamanya, membuat ia mengharuskan peka pada setiap keadaan yang terjadi pada Hailee.
Dan semenjak kedatangannya ke rumah ini setelah kesibukannya di kantor, begitu banyak sekali perubahan yang terjadi pada nona mudanya ini. Ekspresi berbeda Hailee ketika melihat kedua orang yang ia temui pagi ini. seorang bodyguard dan seorang anak kecil yang dibawa oleh Jeff. Kelly melihat ekspresi berbinar dimata Hailee yang baru pertama ia lihat sekaligus ekspresi kecewa yang nampak didalam mata Hailee.
Entah karena Hailee bahagia karena ia bisa berinteraksi dengan orang lain yang juga baru ia lihat seumur ia bekerja bersama nona mudanya atu karena ada hal lain?! Dan ekspresi kekecewaan ketika ia melihat orang terakhir yang memasuki meja makan. Apa yang terjadi sebenarnya dengan nona mudanya?! Kelly bersyukur nona mudanya sudah bisa berinteraksi dengan orang lain yang entah ia dapatkan keberanian itu dari mana dan dari siapa, yang jelas ia sangat berterimakasih pada orang-orang yang mampu membuat ia duduk semeja dengan nona mudanya di meja makan dan melihat senyum kecil di bibir nona mudanya setelah bertahun-tahun ia merawat nona mudanya.
Hari ini adalah jadwal pertemuan Hailee dengan psikiater yang juga adalah bibi dari Hailee dan tak lain adalah adik dari Rowman Goulding. Selama sesi pertemuan, Hailee hanya diam saja ketika dr. Isabella berbicara atau menanyakan kabar Hailee.
Hailee memang selalu diam jika ia tidak menyukai keadaan yang terjadi disekitarnya, namun tatapan Hailee kali ini juga terlihat kosong tanpa ada ekspresi ketakutan yang biasa Kelly lihat.
“Nona, apakah anda baik-baik saja?” tanya Kelly setelah mereka berada didalam mobil menuju kembali ke Mansion.
Hailee hanya berdeham menjawab Kelly dan masih dengan tatapan kosong dengan mata yang terus tertuju keluar jendela mobil.
Seharian ini Hailee hanya membuka lembaran buku yang ia genggam ditangannya begitu sampai ke Mansion setelah pertemuannya dengan bibi Isabella tanpa berniat membaca buku kesukaannya. Entah mengapa hatinya sedikit kecewa semenjak pagi tadi.melihat Adam dan juga bodyguard wanita yang ia temui, bukannya Jeff yang ia temui.
Hailee tahu, Jeff memang sudah berganti sift dengan bodyguard wanita itu, tapi tetap saja rasanya ia tidak suka.
Berkali-kali Adam memanggil Hailee dari bawah taman dan mengajaknya bermain. Hailee tak mengindahkannya. Hingga Adam harus mengetuk pintu kamar Hailee, namun tidak ada jawaban sama sekali dan Adam harus mengalami pengusiran dari Kelly. Bukan satu dua kali pula Adam mencoba menemui Hailee, namun masih tidak ada tanggapan apapun. Meski biasanya Hailee akan memperlihatkan wajahnya walau tidak ikut bermain. Adam tak kembali lagi setelah beberapa kali Hailee mendengar suara menggemaskan dari Adam
Tidak nyaman rasanya jika ia harus menemui Adam ketika hatinya sedang tidak bisa berkompromi dengan pikirannya. Menyebalkan.
Hari sudah gelap, dan Hailee tidak berniat untuk menutup jendela kamarnya yang terbuka lebar dengan semilir angin yang menyapu pipi putih mulusnya. Hailee memejamkan matanya berharap ia bisa tertidur dengan tenang dan melupakan bayangan Jeff yang membuat hatinya terasa meledak saat mengingat kejadian yang terjadi pada malam sebelumnya.
Entah sudah berapa lama Hailee terpejam dan menikmati angin yang menyentuh pipinya hingga terasa dingin, namun Hailee tidak berniat beranjak dari duduknya atau menutup jendela kamarnya. Ia berharap, angin dingin mampu membuatnya lupa tentang Jeff.
Hailee tidak merasakan angin yang semula menyapu pipinya, terasa hangat juga karena suhu ruangan yang sudah terasa berbeda. Apa ia masih ada di kamarnya atau mungkin ia sudah memasuki alam mimpinya. Hailee tidak berniat untuk membuka matanya. Hailee mungkin akan tertidur di kursi bacanya semalaman ini, pikirnya.
Terasa helaan nafas hangat disebelah pipi kanannya, dan suara mengejutkan terdengar begitu menggelitik telinganya.
“Wajahmu sudah hampir membeku.” Ucap suara yang sangat amat familiar ditelinganya.
Haille segera membuka matanya dan melihat sepasang bola mata dan seulas senyum ketika ia membuka matanya hingga membuat ia cegukan karena kaget.
“Oo, sepertinya aku mengagetkanmu!” Ucapnya lagi dan masih dengan senyumnya yang sebenarnya ia sadari atau tidak membuat jantung Hailee terus berdegup kencang.
Perasaan dan perasaan Hailee masih melayang tak tahu kemana. Hailee masih ingin memastikan ia tidak sedang bermimpi, namun bukan Jeff jika ia tidak bisa membuat Hailee lebih terkejut lagi dari sebelumnya. Karena detik berikutnya, Jeff membawa Hailee ke tangannya dan membuat Hailee semakin memuka matanya leba dengan sigap ia segera memeluk Jeff dengan kedua tangannya.
Jeff tersenyum pada Hailee dan membawa Hailee ke ranjang tidurnya.
“Angin malam tidak baik untuk kesehatanmu.” Jeff membaringkan Hailee tanpa ia tahu perlakuannya ini membuat Hailee hanya mampu mematung dan tidak bisa mengeluarkan kata-kata karena terlalu kelu untuk berucap, bahkan untuk mengucapkan kata “Ya”.
Hailee melihat Jeff hendak pergi setelah membaringkannya. Hailee dengan cepat menarik tangan Jeff.
“Aku lapar.” Hailee memang belum makan siang dan belum makan malam karena terlalu sibuk mengeluarkan Jeff dari pikirannya, namun saat ini ia juga tidak terlalu lapar. Tapi biarlah, Hailee hanya ingin membuat alasan agar ia lebih lama bersama dengan Jeff.
Jeff tersenyum mendengar kata pertama dari Hailee yang sudah ia duga sebelumnya, “Aku tahu. Aku kelar untuk mengambilkanmu makanan.”
Tahukah Jeff bagaimana keadaan jantungnya saat ini?! Hailee sampai susah untuk bernafas karena ia jantungnya yang tidak bisa ia kontrol.
“Bisakah kau lepas tanganku? Aku tidak bisa pergi tanpa meninggalkan tanganku. Hem?!”
“Tidak! Aku ingin makan di meja makan bersamamu.” Ucap Hailee kemudian tanpa rasa malu. Persetan dengan wajahnya yang pasti sudah semerah tomat.
Jeff menarik kedua alisnya keatas dan tersenyum lebar.
“Good girl. Kalau begitu bangunlah Baby Girl.” Jeff mengucapkannya sembari mengedikkan kepalanya, memberi isyarat pada Hailee untuk pergi.
Seperti gadis kecil yang penurut, Hailee segera melompat dan berlari kecil mengikuti langkah Jeff yang besar. Hailee juga tidak berniat untuk melepaskan genggaman tangannya dari Jeff dan membuat Jeff tersenyummelihat tingkah menggemaskan Hailee. Jeff segera mensejajarkan langkah besarnya dengan Hailee yang terus menggantung dilengannya.
Setelah dilihat, tinggi Hailee sebagai wanita memang terbilang tinggi, namun tetap terlihat kecil disamping Jeff yang jauh lebih tinggi dan lebih besar dari tubuhnya. Semakin menggemaskan, pikir Jeff.
“Baiklah, kita lihat. Ada makanan apa saja disini?!” Jeff memuka isi kulkas dan lemari yang terdapat di dapur dan memeriksa makanan yang ada disana.
“Aku mau makan mie. Aku ingin makan mie buatanmu.” Pinta Hailee segera setelah ia memutar otaknya untuk mencari alasan yang pas agar bisa lebih lama dengan Jeff.
“Mie? Bukankah lebih cepat makan yang sudah tersedia? Memasak mie akan membuat laparmu lebih lama.”
“Aku suka.” Balas Hailee cepat.
“Kau suka menahan lapar atau suka makan mie?” Jeff bertanya sembari mencari-cari mie yang diinginkan Hailee.
“Aku suka jika lebih lama bersamamu.” Jawab Hailee tanpa berfikir panjang.
“Apa?” Jeff menghentikan aktifitasnya mendengar jawaban spontan dan polos dari Hailee. “Sepertinya sekarang kau pandai menggoda nona muda.”
“Kenapa? Kau tidak suka?” tanya Hailee dengan raut wajah penasaran.
Jeff tidak menjawab Hailee secara langsung. Ia mengambil air dan memasukkannya kedalam wajan setelah menyalakan api dan melangkah menghampiri Hailee. Jeff menunduk untuk membisikkan sesuatu pada Hailee dan membuat Hailee terperanjat dan membuat wajahnya memerah.
“Aku sangat suka.” Jawab Jeff dan semakin membuat wajah Hailee bersemu merah.