Jeff tidak menjawab Hailee secara langsung. Ia mengambil air dan memasukkannya ke dalam wajan setelah menyalakan api dan melangkah menghampiri Hailee. Jeff menunduk untuk membisikkan sesuatu pada Hailee dan membuat Hailee terperanjat dan membuat wajahnya memerah.
“Aku sangat suka.” Jawab Jeff dan semakin membuat wajah Hailee bersemu merah.
Di tengah makan malam yang sudah terlanjur lewat itu, Jeff memperhatikan Hailee begitu lekat. Ia mendengar dari Adam bagaimana Hailee yang tidak keluar kamar dan tidak mau menanggapi panggilannya. Hatinya sedikit senang mendengarnya, namun juga khawatir karena Hailee juga tidak mau memakan makan siang dan juga makan malamnya.
“Hailee, ada yang ingin saya katakan.”
Hailee mengalihkan tatapannya. Ia menatap Jeff dan memberi jawaban dengan mengangkat kedua halis runcingnya.
“Untuk beberapa pertemuan, bisakah kau menghentikan terapimu?”
Hailee mengerutkan keningnya terheran.
Jeff segera teringat dengan permintaannya yang mungkin akan terdengar aneh oleh Hailee.
“Ah, maksudku bukan begitu. Mungkin beberapa pertemuan saja kau bisa melakukannya dengan temanku. Aku memiliki seorang teman yang juga seorang psikolog, aku hanya ingin memastikanmu tidak merasa kesakitan setiap kali berkonsultasi dengan dr. Isabel. Aku tidak suka melihatmu kesakitan. Mungkin temanku ini memiliki solusi lain.” Terang Jeff menjelaskan maksud dan tujuannya.
Hailee kemudian menyunggingkan senyumnya mengerti, kemudian ia mengangguk. Entahlah. Sebenarnya ia tidak membutuhkan penjelasan apapun dari Jeff. Ia tentu akan mengiyakannya, terlebih ia juga memang tidak suka jika harus melakukan melakukan pertemuan dengan dr. Isabel meski dr. Isabel adalah bibinya sendiri. ia tidak pernah merasa nyaman.
“Tapi, kau tidak boleh memberitahukan ini pada siapapun.” Ucap Jeff lagi.
“Kenapa?”
“Bilang saja kau hanya ingin bermain denganku dan Adam. Jika ada perubahan, mungkin ini akan menjadi kejutan untuk ayahmu. Ini rahasia kita, hem?!” Jeff memberikan jari kelingkingnya pada Hailee dan tentu saja hal ini disambut senang oleh Hailee.ia memang tidak memperdulikan apapun selama bersama dengan Jeff.
Beberapa hari kemudian dilewati Hailee bersama dengan Adam dan juga Jeff. Oh, iya jangan lupakan juga Briana. Hailee sudah tidak lagi merasa kecewa setiap kali sift Jeff berganti dengan Briana. Ia sudah sedikit lebih dekat dengan Briana yang ia panggil Brian karena Briana sedikit lebih tomboy namun ia juga belajar merias diri dari Briana yang ternyata tidak hanya pandai bela diri atau memnjaganya. Briana juga pandai merias dirinya. Bahkan beberapa kali Jeff menjadi kelinci percobaannya setelah mendapatkan ilmu berias pada Briana.
Jeff tentu saja selalu memperingati Briana karena memperngaruhi Hailee dengan hal-hal remeh yang selalu menjadikannya korban. Namun, karena Hailee yang sudah terlanjur menyukai dunia baru baginya, Jeff tak pernah lagi mempermasalahkannya mski ia yang selalu menjadi korban percobaan Hailee.
Hari ini mereka sedang berada di Gazebo taman belakang yang terbuka. Sebuah gazebo besar yang berada dipinggir rumah yang dikelilingi taman tempat mereka biasa bermain dan menghabiskan waktu. Hailee bersama Jeff tengah memakai masker wajah yang sudah dipasangkan oleh Hailee setelah mendapatkan ilmu merawat diri dari Briana. Sementara Adam bermain bersama pelayan lainnya di taman yang tak jauh dari Gazebo.
“Nona.” Panggil Kelly dari arah rumah utama.
Hailee mengangkat tubuhnya tanpa melepas masker yang menempel di wajahnya.
“Hari ini anda ada jadwal pertemuan dengan dr. Isabel.” Kelly mengingatkan Hailee mengenai jadwal terapinya.
“Batalkan.” Sahut Hailee dengan suara yang berusaha untuk tidak membuka mulutnya takut merusak masker wajah yang ia pakai.
Hailee kembali berbaring dekat Jeff, sementara Jeff yang mendengarnya hanya menyunggingkan senyum tak terlihat dengan kedua mata yang tertutup rapat.
“Maaf, nona. Ini sudah menjadi jdwal rutin kita. Jika nona menghentikan pengobatannya, tuan mungkin akan marah nona.”
“Baguslah, dengan begitu ayah mungkin akan meluangkan sedikit waktunya untukku.” Cetus Hailee.
“Tapi nona...”
“Kemarilah Kelly. Kau juga harus memberikan perawatan pada kulit wajahmu agar selalu kencang dan bersih.” Hailee memotong ucapan Kelly dan tanpa berbicara apapun, Kelly memberikan penolakan halus kemudian pamit entah kemana.
“Ternyata aku juga memberikanmu ide untuk mendapatkan perhatian dari ayahmu.” Ucap Jeff dengan mata yang masih terpejam.
Hailee hanya mengedikkan bahunya tanpa berniat menjawab Jeff.
Benar saja. Beberapa menit kemudian, ayahnya menghubunginya. Hailee harus beradu argumen dengan ayahnya. Meski ia tidak berada dekat dengan ayahnya, ia tahu pasti aahnya pasti sedang marah besar dan tentu saja kali ini Hailee yang menang.
Hailee dan Jeff kini sudah berada di sebuah rumah yang terlihat bernuansa British klasik yang sangat berkarakter. Begitu terasa hangat saat mereka memasuki pintu gerbang rumah. Mereka kemudian diarahkan menuju ruang tamu oleh pelayan yang menyambut mereka di pintu utama. Ruangan hangat yang memiliki sofa berwarna hitam. dinding yang berhiaskan batu-batu besar serta memiliki perapian yang menyala di depan mereka begitu terasa semakin hangat. Adam yang menemani mereka, langsung menyerbu ke meja dekat tempat perapian karena disana ia melihat ada berbagai macam hiasan robot kecil yang menghiasi dinding ruang tamu.
“Kita tunggu disini. Temanku akan segera datang.” Ucap Jeff
Hailee hanya mengangguk kecil membalas perkataan dari Jeff.
Suara ketukan sepatu yang beradu dengan lantai masmer mulai terdengan dari arah kiri mereka. Sebuah lorong pendek yang akan memperlihatkan tangga disana menampilkan siluet cantik dari seorang wanita berambut pirang dikuncir dan memakai kacamata bertengger di hidungnya. Terlihat pintar.
Wanita yang juga memakai setelan formal itu memakai kemeja putih polos dan celana hight waist berwarna hijau army dengan sebuah hiasan belt emas yang mengintip di perutnya. Berbanding terbalik sekali dengan Hailee yang hanya memakai sweater hoodie yang berwarna hitam. ia memang tak memilik warna lain selain hitam dan abu.
Hailee menundukkan kepalanya semakin dalam. Genggaman tangannya tidak terlepas menggenggam tangan besar Jeff.
Kemudian Jeff berdiri tanpa melepas genggaman tangannya dari Hailee. Jeff dan wanita berambut pirang itu berjabat tangan dan saling berpelukan. Hailee tentu tidak suka dengan apa yang ia lihat. Hailee menarik tangan Jeff untuk membuat pelukan merka terurai. Syukurlah Jeff mengerti maksudnya.
Mereka kemudian diajak untuk berpindah ruangan menuju ruang kerja yang kini berwarna putih bersih dengan sofa berwanra abu-abu, deretan buku-buku di lemari terlihat begitu mencerminkan kecerdasan dan sisi feminin si pemilik. Sebuah sofa single yang memiliki warna dan bentuk berbeda dari yang lainnya menjadi perhatian Hailee. Sofa single itu juga memiliki bawahan untuk kaki yang mendudukinya agar terasa nyaman.
Jeff kemudian menyerahkan obat yang sudah ia minta pada Hailee dan wanita yang diketahui bernama Gabriella itu memperhatikan begitu seksama botol obat milik Hailee.
“Hailee, bisakah kau menunggu sebentar disini? Ada yang ingin aku bicarakan dengan Jeff sebentar.” Gabriella kemudian mengajak Jeff ke tempat yang agak jauh dari Hailee dekat meja kerjanya dan diikuti oleh Jeff.
“Apakah ada masalah dengan obat itu?” Jeff langsung bertanya dengan suara rendah begitu ia merasa sudah jauh dari Hailee.
“Ini benar-benar obat yang berbahaya Jeff.” jawab Gabriella.
“Apa maksudmu Gebby?!” tanya Jeff pada Gabby, nama panggilannya.
“Sebaiknya obat ini dihentikan. Meski dosisnya sedikit tapi jika Hailee mengkonsumsinya secara terus menerus, ini akan membahayakannya fungsi tubuh dan juga mentalnya. Obat ini mengandung LCD (Lysergic Acid Dietilamaida). Obat ini mengandung kandungan narkotika paling kuat yang akan membuat Hailee berhalusinasi secara berkelanjutan, dan aku rasa dosisnya akan ditambah secara berkala.” Jelas Gabriella pada Jeff.
Jeff menggeram mengeratkan gengaman tangannya. Ingin rasanya ia menghancurkan kaca jendela yang ada di hadapannya, seandainya Hailee tidak ada.
“Aku sudah menduganya sejak awal. Dokter Hailee adalah adik dari ayahnya, tapi aku selalu saja melihat keanehan pada wanita yang terlihat hangat itu. Aku tidak mengerti mengapa ia ingin mencelakai keponakannya sendiri.” ucap Jeff dengan amarah yang memburu di dadanya.
“Aku akan memberikan obat untuk menetralisir obat yang sudah di minum Hailee. Minumlah selama beberapa hari. Aku juga akan memberikan resep yang berbeda untuk menghilangkan kecurigaan dokter itu ataupun ayah Hailee setelah Hailee menghabiskan obat penetralisir.” Tutur Gabby.
“Baguslah. Aku akan memberi pengertian pada Hailee.”
“Setelah mendengar penjelasanmu tentang Hailee kemarin, aku benar-benar yakin bahwa Hailee bisa sembuh mengingat ia juga sudah bisa mendengarkanmu dan bisa berkomunikasi dengan orang-orang sekitarnya. Ia hanya butuh orang yang bisa ia percaya. Dia hanya memerlukan terapi mental dengan orang yang tepat.”