Arsen menatap pada ruangan inap Anna yang ada di depannya. Ia datang ke rumah sakit hari ini untuk menjenguk wanita itu. Arsen membuka pintu ruangan inap Anna, matanya terfokus ke depan. Melihat Anna yang terbaring dengan mata terpejam.
“Keadaanmu bagaimana?” tanya Arsen duduk agak menjauh dan tidak mau mendekati Anna.
Anna membuka matanya, tersenyum melihat Arsen yang ada di dalam ruangannya sekarang. “Kau datang?” tanyanya senang.
“Hm.” Arsen berdeham dan tidak m au mengeluarkan suaranya. Terlalu malas menanggapi rasa senang dari wanita yang ada di depannya ini.
Anna cemberut. “Arsen! Aku— hiks! Kenapa pernikahan kita harus hancur? Siapa yang telah jahat menghancurkan pernikahan kita?” tanyanya menatap lelaki itu penuh kesedihan, sekaligus mengadu pada Arsen.
Arsen tersenyum si
