Sesungguhnya tidak ada perbedaan berarti, dari pindah atau tidaknya Kamarudin dan Anya. Ibu Kamarudin tetap seperti momok mengerikan yang membayang-bayangi kehidupan putranya. Pagi sekali wanita itu sudah berada di dapur, mengakuisisi kediaman anak keduanya. Membawa para art terbaiknya untuk memasak. “Selamat pagi anak kesayangan, Ibu.” Sesungguhnya tidak ada perbedaan berarti, dari pindah atau tidaknya Kamarudin dan Anya. Ibu Kamarudin tetap seperti momok mengerikan yang membayang-bayangi kehidupan putranya. Pagi sekali wanita itu sudah berada di dapur, mengakuisisi kediaman anak keduanya. Membawa para art terbaiknya untuk memasak. “Selamat pagi anak kesayangan, Ibu.” Seandainya saja ibunya bukan ketua penyamun, Kamarudin akan sangat senang dijadikan anak kesayangan ibunya. Sayangnya,