Bella menatap mata Kakaknya tajam, ia tidak rela Leana di buat menangis. Daniel memang kakak kandungnya, tapi selama ini Leana jauh lebih berperan banyak sebagai teman sekaligus Kakak untuknya. "Kalau Leana jadi nggak mau main kesini lagi ini gara-gara lo, gue aduin lo ke Mama Papa. Lo tahu nggak selama ini dari kita semua nggak ada yang pernah ngata-ngatain Leana janda. Tapi lo apa, baru juga sehari pulang udah nyeplos aja tuh bibir." "Apaan sih Bel, gue ngomong apa adanya, salah gue di mana?" "Salahnya di otak sama hati lo! Lo nggak mikir kalau kata-kata lo itu nyakitin hati orang lain. Lagian marah lo, sakit hati, dan kecewa lo itu karena salah lo sendiri. Makanya dulu kalau suka bilang dong, bukannya pergi!" "Udah Bel lanjut makan aja, gue nggak mau berantem sama lo." "Makan aja

