“Siapa orang rusuh yang dateng ke rumah kita di gerbang, Naomi?” Tanya Yuwen menatap ke arah sang adik dengan toples kacang tojin di tangannya. Sayangnya dia gak keselek kacang tojin pas nanya sambil mata melotot. ”Nanya alamat.” ”Alamat siapa? Kok kayaknya ada nyebut nama belatung itu tadi?” Marinka menyahut yang keluar dari pintu samping. ”Belatung siapa? Kak Marsha?” ”Iya—lah. Kan kamu doang yang anggep dia sebagai kakak. Bagi kita mah dia cuma ulat bulu yang gak bisa di deketin.” Sambung Yuwen santai seolah kalimat makian itu udah biasa bagi mereka untuk Marsha. Tapi, memang kenyataannya begitu selama ini. ”Emang nanyain alamat kak Marsha mereka.” Jawab Naomi duduk di sebelah yuwen dan merebut toples kacang tojin dari tangan Yuwen karena kesal dengan sang kakak. ”Trus? Kamu bilan

