Hari ini adalah hari terakhir kami berada di Bali. Penerbangan kami tepat pukul enam sore nanti. Arumi sengaja memilih waktu di sore hari agar kami masih bisa pergi untuk membeli cinderamata. Meskipun ini bukan pertama kalinya Arumi bertandang ke Pulau ini, tetapi gadis itu masih saja suka berburu souvenir khas Bali seperti baju barong dan batu-batuan yang dijadikan perhiasan seperti cincin, kalung, dan gelang. “Kez, lo jam berapa tidur tadi malam?” tanya Harrison tiba-tiba sambil meneliti ekspresi wajahku dari kaca spion. “Hmn ... lupa,” jawabku singkat. Sebenarnya aku sudah nggak terlalu merasa antusias pada liburan di hari terakhir ini. Pikiranku hanya tertuju pada ponselku yang sudah lenyap sejak kemarin. Ibarat kata, separuh jiwaku ikut pergi bersama dengan ponselku itu. “Nangis d