Mas Nino nggak langsung menjalankan mobilnya begitu aku duduk di kursi penumpang dan membuatku menolehkan kepala untuk menatap ke arahnya. “Kena--” Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, Mas Nino tiba-tiba mencondongkan tubuhku ke arahku. Ulah pria itu sukses membuatku terkesiap kecil dengan mata yang membulat sempurna. Wajah Mas Nino yang terlalu dekat membuatku nggak bisa mengeluarkan sepatah katapun dari mulutku. Posisi kami yang sangat dekat ini membuat tubuhku bergeming sekaligus kaku layaknya batang pohon yang keras. Aku kira pria itu akan melakukan hal yang nggak senonoh padaku, tetapi untungnya pemikiran itu salah karena tangan Mas Nino yang sudah menarik tali sabuk pengaman dan memasangkan benda itu pada besinya sehingga menimbulkan bunyi ‘klik’ yang membuatku terperanjat.