"Ya Allah, benar-benar akhir zaman ya. Bisa-bisanya pacar sepupu sendiri direbut." "Mana pakai hamil duluan lagi, Astaghfirullah. Hina sekali dia." "Mana berlagak korban lagi. Namanya pengkhianat tetap saja pengkhianat. Nggak tahu malu." "Gimana mau malu, secara udah di DP duluan aja mau, mana hasil nyolong dari saudara lagi." "Hissss malu-maluin perempuan aja." Aku membeku di tempatku, cacian, makian dan hinaan tersebut mengerubungiku hingga aku seperti dikurung pada sebuah tempat dimana semua orang menunjukku menjadi seorang yang amat jahat. Sungguh, aku bukan wanita seperti itu, aku benar-benar tidak menyangka jika Dilla bisa sejahat ini kepadaku. Tampak senyuman di wajahnya saat aku menatapnya tidak percaya, terlihat sekali jika Dilla sangat bahagia menjadikanku bulan-bulanan mak

