Alea termenung di kamar. Semua rencana yang tersusun matang untuk mengikuti fashion week di Australia menguar entah ke mana. Ia memberi pesan pada Zahra dan Revan, memohon maaf bahwa ia tak bisa melanjutkan agenda penting itu. Ia menghubungi agensi model, membatalkan kerja sama juga menolak sponsor dari produk kosmetik karena ia memilih mundur. Zahra dan Revan mengkhawatirkan Alea. Sejenak mereka bertanya, di mana Alea yang ambisius mengejar mimpi? Kenapa mendadak ia membatalkan semua? Namun Alea tak membalas. Ia mencoba menata hati meski tak mudah tuk menyatukan kembali serpihan hati yang retak. Tak ada yang lebih menyakitkan ketika seseorang yang diharapkan akan menghabiskan masa senja bersama, kini menjelma menjadi sosok asing yang bahkan tak mampu menghargai air mata yang terus menetes

