Malam ini ada sesuatu yang kosong ketika netra itu berkeliling ke segala sudut. Tak ada suara tawa dan tangis bayi mungil yang meramaikan rumah. Tak ada wajah cantik yang kerap mondar-mandir menggendong Ezar atau sekadar memijit kepalanya dan mengeluh pusing karena seharian lelah bekerja. Tanpa Alea dan Ezar, Sakha merasakan kehampaan. Namun egonya masih membumbung tinggi. Sakha merenung, mengingat kembali awal pernikahannya dengan Alea yang terasa begitu manis. Momen romantisnya bersama Alea memenuhi pikirannya. Namun kekurangan demi kekurangan juga tampak nyata, perlahan-lahan mengokohkan kembali ego Sakha yang belum sirna. Ia kembali teringat akan kesibukan Alea yang semakin menjadi juga perhatian-perhatian yang berkurang untuknya. Jika dulu wanitanya ini selalu berusaha memperhatika

