Scandal 31

890 Kata

“Kamu kenapa sih, Kama, tiba-tiba sikapnya aneh begini. Cemberut dari tadi, terus minta aku untuk berhenti kerja. Memang kenapa sama kerjaanku sekarang? Aku nggak pernah macam-macam di kerjaan. Teman-teman dan atasanku baik. Terus apa yang salah?” tanya Rosalia, tak suka dengan sikap Kamasena yang seenaknya mengatur dirinya. Kamasena melirik sekilas, tersenyum kecil sebelum mengembuskan napas kesal. “Kama, kalau kamu terus-terusan marah dan mengatur-aturku begini, lebih baik kita nggak usah ketemu lagi.” Entah keberanian dari mana, hingga akhirnya Rosalia mengatakan hal itu. Kamasena tersenyum pahit. Kalimat Rosalia berhasil mencubit segenggam darah bernama hati di dalam sana. Apakah Rosalia belum juga menyadari perasaannya? Apakah segala yang telah dilakukannya untuk wanita itu, belum

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN