“Bagaimana kerjaan kamu, My Rose?” Kamasena bertanya di tengah menikmati hidangan utama. Matanya lekat menatap wanita di hadapannya, yang hari ini tampil begitu memukau. “Kerjaan, ok. Teman-teman baik, kantornya nyaman dan gajinya sangat cukup untuk memenuhi kebutuhanku sendiri,” jawab Rosalia dengan antusias. “Satu lagi yang belum kamu sebutkan.” “Apa itu?” tanya Rosalia tak paham. “Ke-4 bos kamu tampan, pasti kamu suka sekali curi pandang ke mereka,” kata Kamasena dengan ekspresi cemberut yang tak coba ditutupinya. Rosalia tertawa mendengar kalimat Kamasena yang terdengar tengah cemburu itu. “Kalau iya memangnya kenapa? Sayang kan, ada pemandangan bagus tapi nggak dilihat.” Sekalian saja Rosalia mengerjai Kamasena. “Kita nikah saja besok, biar kamu nggak usah kerja.” “Apa?” “K