Avia dan Dirga menemui Nathania di Restoran milik Nathania yang berdiri anggun di tengah kawasan asri, dipenuhi tumbuhan hijau yang merambat di dinding kaca dan langit-langitnya. Sebuah konsep semi-outdoor yang begitu memanjakan mata, menjadikan restoran itu tempat yang sempurna untuk bersantai dan berbicara serius sekaligus. Aroma kopi dan roti panggang memenuhi udara, berpadu dengan semilir angin sore yang lembut. Avia dan Dirga tiba tepat pukul empat sore. Mereka langsung disambut oleh salah satu pramusaji yang kemudian mengantar mereka ke meja sudut dekat taman kecil. Tak lama kemudian, Nathania datang menyusul, mengenakan atasan putih simpel dan celana linen krem, wajahnya tampak bersinar, sebuah tanda bahwa hidupnya sudah jauh lebih baik dibandingkan masa-masa kelam yang dulu semp

