31. Pengakuan di Tengah Riuh

1660 Kata

Pagi itu, Avia berdiri di depan cermin panjang di kamarnya—bukan lagi di kamar tamu, tapi kamar utamanya. Meski hubungan mereka dengan Dirga belum sepenuhnya pulih, setidaknya dia mulai mencoba membuka diri. Malam-malam terakhir ini, mereka saling bertukar kata meski singkat, dan Avia mulai merasa bahwa mungkin masih ada yang bisa diperbaiki. Hari ini, dia mengenakan setelan formal berwarna krem muda, rambutnya disanggul rapi, dan wajahnya kembali dipoles dengan riasan tipis—seperti seorang pemimpin yang siap menghadapi dunia, bukan seorang wanita yang baru saja pulih dari badai perasaannya. “Pagi,” sapa Avia pada semua anggota keluarga yang menikmati sarapan bersama, ketiga adik Dirga memakai seragam sekolah mereka masing-masing. Ersha tersenyum lebar, sementara Sierra dan Kenzo saling

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN