14. Senyuman

1717 Kata

Sean terpaku menatap kalender di atas meja kerjanya. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa umurnya sudah kepala tiga. Maklum saja, dia tidak pernah merayakan hal-hal seperti itu. Dalam hati, dia masih merasa dua puluh tujuh tahun. Saking fokusnya bekerja, dia tidak menyadari jika umurnya sudah bertambah. Mungkin itu sebabnya sang mommy dan daddy akhir-akhir ini sering membicarakan pernikahan dengannya. Sean menghela nafasnya. Dia membalik kalendernya lalu kembali fokus pada angka-angka di laptopnya. Sean akan menyerahkan jodohnya pada Tuhan. Toh, sampai sekarang tidak ada wanita spesial yang bisa menggetarkan hatinya. Belum ada wanita yang ingin membuatnya pulang setiap malam. Di sela-sela konsentrasinya, Sean mendengar ketukan. "Masuk!" Sean bisa mendengar pintu ruangannya dibuka. Se

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN