Amelia terbangun dengan rasa lemas menggerogotinya. Dia merasa begitu lemah hingga seakan tidak mampu mengangkat satupun tulangnya. Perlahan, dia membuka matanya. Hal pertama yang masuk ke dalam retinanya adalah cat putih, gorden berwarna emas yang tinggi dan luas, sofa-sofa besar dan halus. Seandainya saja dia tidak melihat jarum infus dan bau disinfektan yang kuat, dia tidak akan tahu di mana dia berada. Matanya bergerak ke arah pintu saat seseorang membukanya. Rahang Sean terjatuh melihat wanita yang dia cintai telah membuka matanya. Butir-butir air mata sontak berkumpul di sudut matanya. Ekspresi lega muncul di wajahnya. Sean berlari mendekat, memberikan ciuman di seluruh wajah sang istri dengan penuh rasa syukur. "Babe, syukurlah kamu sudah bangun. Kamu tertidur selama tiga hari.

