Di saat Jessica dan Levin tengah terbakar oleh gairah yang tak lagi mampu mereka bendung, dunia di luar mereka terus berputar, dengan ketegangan yang semakin terasa di antara mereka yang mencarinya. Orang-orang mulai resah, terutama ketika menyadari bukan hanya Levin yang menghilang, tetapi Jessica pun tak lagi ada di lokasi. Kecurigaan mulai menyusup ke dalam benak mereka, menggumpal menjadi pikiran-pikiran yang tidak mengenakkan. "Apa mungkin, Kak Levin lagi sama Jessica?" batin Liona dengan gelombang emosi yang menyerangnya tanpa henti. Tangannya mengepal erat, rahangnya mengeras, sementara matanya menyipit penuh kecurigaan. "Nggak, ini nggak boleh terjadi. Kak Levin hanya milikku. Dia nggak boleh kembali lagi sama Jessica. Nggak boleh!" Liona menarik napas panjang, mencoba menenangk