Meskipun sudah berusaha terlihat santai, pikiran Jessica terus berkecamuk. Pertanyaan-pertanyaan itu berputar-putar di kepalanya, berusaha mencari jalan keluar dari bibirnya. Pada akhirnya, Jessica memberanikan diri untuk bertanya, meskipun ragu-ragu," Maaf, Pak Levin, apa saya boleh bertanya sesuatu?" "Hm," sahut Levin singkat, tanpa menoleh. Entah mengapa, lidahnya mendadak kelu. "Nggak jadi, Pak," jawab Jessica pelan, mengurungkan niatnya. Dahi Levin sedikit berkerut, mungkin karena heran. Tetapi, Jessica memilih diam. Ia pikir, itu akhir dari semuanya. Namun tanpa diduga, Levin memberhentikan mobil di pinggir jalan. "Kenapa kita berhenti di sini, Pak?" tanya Jessica bingung, berusaha menyembunyikan rasa tidak nyaman yang tiba-tiba menyerang. "Kalau memang ada yang mau kamu tanyak