"Argh, b******k!" Liona mengumpat sambil menghantam setir mobil dengan telapak tangannya yang gemetar. Perasaan marah bergejolak, mendidih di dalam dirinya seperti gunung berapi yang siap meledak. Rasanya hatinya diremukkan berkali-kali. "Bagaimana bisa Kak Levin melakukan ini sama aku? Begitu mudah dia mengakhiri semuanya secara sepihak. Dia pikir, hubungan ini permainan anak kecil yang bisa dia tinggalkan kapan saja? Ini sudah pasti karena Jessica. Dasar wanita ular, dia pasti ada di balik semua ini! Apa yang dia katakan sama Kak Levin? Aku yakin, pasti dia merayu Kak Levin. Menghasut atau memfitnah aku. Dasar w************n! Lihat saja, aku nggak akan tinggal diam. Aku nggak akan membiarkan semuanya berakhir seperti ini." Liona menekan pedal gas lebih dalam, mempercepat laju mobil ta