Dengan langkah berat dan hati terpaksa, Levin membuka pintu kamar. Begitu pintu terbuka, tatapan tajam Liona langsung menghujam ke arahnya. Tanpa ragu sedikit pun, Liona berjalan melewati Levin dan masuk ke dalam kamar, seolah tempat itu adalah miliknya. "Liona, kamu ini kenapa?" tanya Levin, mencoba menyusun sedikit ketenangan di tengah sikap agresif wanita tersebut. Liona membalas dengan suara yang tajam dan penuh emosi, "Kamu masih tanya aku kenapa, Kak? Sudah jelas aku ke sini untuk minta penjelasan! Tadi malam kamu ke mana? Kamu nggak sama Jessica, 'kan? Sebenarnya, aku ini penting nggak sih, buat kamu? Masih kamu anggap sebagai tunanganmu atau nggak?" Levin hanya bisa terdiam sesaat, merasa seperti tersudut. Bukan karena ia tidak memiliki jawaban, tetapi karena suara hatinya menus