Saat ini, Levin tak bisa mengalihkan pikirannya dari kata-kata Jessica beberapa waktu lalu. Junior adalah anaknya, wanita itu mengatakan dengan yakin. Di hadapannya sekarang, berdiri bocah kecil yang dimaksud oleh Jessica dengan senyuman polos di wajahnya. Meskipun ia berusaha keras menepis kenyataan itu, namun entah kenapa, ada sesuatu yang terasa berbeda saat ia bertemu langsung dan berada di dekat anak laki-laki itu. Perasaan yang sulit untuk dijelaskan mulai merambat perlahan, mengusik hatinya dan membuat Levin meragukan penolakannya waktu itu. "Apa mungkin Jessica benar?" batinnya, meski terasa berat untuk mengakui. Bayangan hubungan terlarang antara dirinya dan Jessica beberapa tahun silam, tepat setelah hari pertunangan mereka, melintas lagi di ingatan Levin. Sesuatu yang seharusn