Rasa frustasi yang menumpuk dalam diri Levin seperti bahan bakar yang memperkeruh suasana hatinya. Matanya menatap kaku pada kertas yang telah dia remas, seolah ingin menghancurkan lebih dari sekadar lembaran itu—mungkin emosinya sendiri yang berkecamuk tanpa kendali. Liona yang menyaksikan semuanya dan ia-lah yang menjadi penyebab frustasinya Levin saat ini, mendadak merasakan degup jantungnya tidak tenang. Rasa kasihan terhadap pria itu menjalar di hatinya, namun ia sudah memiliki rencana lain setelah ini. Mengambil napas panjang dan membetulkan penyamarannya, Liona akhirnya memutuskan pergi sebelum Levin menyadari keberadaannya. Liona Menunduk, langkahnya tergesa-gesa melintasi kerumunan, sampai akhirnya … Brak! Tubuhnya beradu dengan seorang ibu-ibu yang tengah berjalan. "Mbak,