23. Sosok Selingkuhan

1581 Kata

“Aura ... astaga itu gosong, Nak.” Suara Hanum membuyarkan lamunan Aura yang tengah menggoreng tempe di dapur. Dia segera mematikan kompor dan menggeleng dengan wajah tak berdaya. “Maaf Bu,” cicit Aura, mengangkat tempe itu ke dalam penyaringan, tempenya tak bisa diselamatkan karena sudah sangat cokelat dan rasanya tentu tak terlalu enak. “Kamu mikirin apa?” tanya Hanum. Aura menggeleng, tak mungkin dia mengatakan yang sejujurnya pada ibunya, bahwa dia baru saja menjadi selingkuhan dari adik iparnya sendiri. “Tadi lancar kan perjalanannya?” tanya Hanum lagi. Aura berusaha bersikap biasa-biasa saja, dia menyalakan lagi kompor untuk menggoreng adonan tempe yang lainnya. “Lancar,” jawabnya singkat. Hanum mengambil spatula di tangan sang putri. “Kamu kayaknya kecapekan, kamu pulang saja, a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN