Edward menggenggam lengan Fitri, Mamanya. Ia membantu wanita berusia lima puluh delapan tahun itu menuruni mobil, lalu perlahan duduk di sebuah kursi roda yang selalu dibawa di bagasi mobil. Setelah duduk, Edward menyerahkan kunci pada Pak Bahar, supir kepercayaan keluarganya, pak Bahar lah yang selama ini mengantar kemanapun Mamanya pergi. Hari ini adalah jadwal Edward mengantarkan Fitri memeriksakan kesehatan nya. Edward mendorong kursi roda memasuki pintu rumah sakit, membawa mamanya ke ruang tunggu. Di ruang tunggu khusu pasien rawat jalan ini tidak terlalu ramai pasien, karena ini sebenarnya bukan jam umum berobat. Fitri sudah mengatur jadwalnya dan dokter penyakit dalam yang biasa memeriksanya. Fitri mendapatkan urutan kedua, karena sudah reservasi melalui telepon sebelumnya. Semenj