Aku membiarkan Harry menikmati bibirku. Percuma aku melawan, setahuku pria ini tidak suka ditolak. Semakin berusaha aku menolaknya, hasratnya akan semakin menggebu. Setidaknya itu yang terjadi saat kami menjalin hubungan terlarang di belakang Rey dan Nine. Setelah puas menjelajahi indera pengecap milikku, Harry lalu mendekapku lagi. Hidungnya mengendus aroma rambutku. Hal yang memang sering ia lakukan dulu. "Aku tidak tahu ini apa. Tapi yang jelas aku tak tahan jika melihatmu bersama pria lain," bisiknya. Perlahan, aku mencari wajahnya. Harry mengendurkan pelukannya. Ia menatap kedua manik mataku. "Cemburu adalah rasa tak nyaman di sini saat kamu melihatku dengan yang lain," ucapku. Satu telunjuk mendarat di dadanya. Harry tersenyum kecil, "Jika rasa tak nyaman itu dinamakan cemburu,