Roni ternyata pria yang baik. Meski kami baru saling kenal dengan tidak sengaja, tapi ia rajin datang ke rumah sakit selama aku dirawat. "Kamu emangnya gak apa kalau sering datang kemari?" tanyaku pagi ini. Roni datang membawa sarapan lagi. Kali ini ia sudah rapi dengan stelan jasnya. "Emang gak boleh menjenguk teman sendiri?" Roni malah balik bertanya. "Bukan gitu, cuma ya aku takut ada yang marah kalau kamu keseringan kesini," ucapku dengan nada bercanda. "Haha, siapa? Mama? Gaklah! Mamaku orangnya sibuk. Mana ada waktu buat memedulikan anak semata wayangnya ini." "Mamamu pebisnis juga?" tanyaku. Roni mengangguk, "Begitulah. Mama punya beberapa butik sih. Sering bolak-balik keluar kota." "Wah, keren! Aku suka dengan bisnis fashion!" Kedua alis Roni terangkat, "Wow, kamu juga suka