Tak butuh waktu lama bagi Angelica dan Cinta untuk saling akrab satu sama lain. Cinta yang ramah, dan Angel yang tak pernah lepas mengikuti setiap perkembangan Cinta semenjak gadis itu masih kecil dalam asuhan Ibu Sasti sampai dengan sekarang berada tepat di depan matanya. Angelica yang sudah menahan diri selama hampir dua puluh tahun hanya untuk sekedar dekat dan bisa memeluk serta memanjakan seorang Cinta, kini merasakan hati dan dadanya meronta seakan meledak pada hari ini. Senyum tawa ramahnya dan setiap obrolan akrabnya dengan Cinta sesungguhnya hampir saja ambrol dan roboh oleh ketidaktahanannya menahan diri untuk memeluk erat gadis itu. Semampu Angel menahan air mata di sudut matanya yang mengambang berkali-kali siap meluncur bahkan ketika Cinta bercerita konyol menanggapi setiap p