21-22

2735 Kata

Pintu menjeblak terbuka. Mamak menatapku dengan wajah kaget yang tak dibuat-buat. Ekspresi Bapak pun tak jauh beda. Mereka saling tatap dalam diam, sama-sama menatapku penuh selidik. “Kok sudah pulang. Di mana, Al?” tanya Bapak, mengakhiri kebisuan di antara kami. Aku lewat di samping mereka, menjatuhkan tubuh ke sofa dan memejamkan mata. Seharian berada di mobil membuatku amat letih. Otakku juga lelah berpikir. Sepanjang perjalanan pulang, aku terus memikirkan jalan keluar. Namun, jika Aldri tetap tak mau membantu, maka semua yang kupikirkan tetap pada jalan buntu. Ingin rasanya istirahat di kamar tanpa diusik siapapun. Mamak meletakkan air minum di depanku dan menyusul duduk. Bapak mengikuti. “Aldri ingin tinggal di sana sementara waktu, Mak. Aku pulang duluan karena beberapa hari la

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN