25-26

3107 Kata

Sudah pukul 10 malam. Tapi masih saja ada orang yang datang bertandang. Kebanyakan dari mereka menanyakan kabar yang beredar dengan cara baik-baik. Namun, ada juga yang menghujat. Lekas kukunci pintu saat tamu terakhir pulang. “Bagaimana bisa terjadi?” Bapak menatap Aldri dengan wajah simpati. Sementara Mamak hanya bungkam. Mungkin, ia lelah sejak tadi terus menjelaskan pada orang-orang bahwa tiap makhluk yang bernyawa pasti akan menemui ajal. Kembali pada Gusti Allah bagaimanapun jalannya. “Kata Mbak Neni, saat dibawa kemari, kondisi pasien sudah ktitis.” Bapak tak berkata lebih banyak. Ia hanya mengangguk mengerti. Setelah memberi petuah panjang lebar agar kami menghadapi masalah dengan sabar, keduanya akhirnya pamit pulang. Aku baru akan berdiri untuk menutup pintu saat dengan wajah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN