CHAPTER 44 - MISTAKEN Jessy berkali-kali menghembuskan napas panjang, sebenarnya dia sangat merindukan kebersamaan mereka seperti dulu, tetapi apakah bisa? Apa dia bisa melupakan fakta menyakitkan itu. Dugh .... "Awww …." Wanita itu meringis sambil mengusap-usap dahinya kala meraskan sakit karena menabrak sesuatu. "Melamun, eh?" "Ck. Kau yang menghalangi jalanku," gerutu Jessy kesal. "Tidak akan terjadi kalau kau tidak melamun." "Sudahlah, mengapa kau di sini?" ketus Jessy dongkol. "Mengikutimu," jawab pria itu santai. "Sejak kapan?" "Uhmm ...." Pria itu mengetuk-ngetuk dagu seperti berpikir. "Sejak kau keluar kampus mungkin," sahutnya enteng. "Ish, apa maumu?" tanya wanita itu sebal. "Temani aku makan." "Aku tidak mau." "Harus mau!" "Jangan memaksaku, Liam." Liam memejam

