CHAPTER 40 – ALLE Mobil terus berjalan membelah jalanan kota New York, entah sudah berapa jam mereka bergabung dengan kendaraan lainnya, bahkan langit mulai menghitam. Jessy yang sudah lelah memberontak akhirnya mulai pasrah. Wanita itu memejamkan mata, seketika itu pula sebuah senyuman hangat terlintas di ingatannya, senyum yang sedari dulu selalu menghangatkan, sebuah senyum yang selalu membuat dirinya merasa tenang dan damai, sebuah senyuman dari sang ibu. "Ibu ...," lirih wanita itu, seakan meminta kekuatan untuk tetap bertahan. Sungguh, ia tak ingin mati konyol. Kali ini Jessy merasa tubuhnya terhempas ke depan, untung saja orang di sebelahnya memegang tangannya yang terikat sehingga tubuh wanita itu tidak sampai terbentur. Saat membuka mata, ia menyadari laju mobil sud

