CHAPTER 39 – I HOPE Gelap kini menempati langit, matahari telah bersembunyi digantikan dengan rembulan yang bersinar lembut. Dave memandangi lampu kota di hadapannya dengan frustasi. Bukan, bukan lampu-lampu itu yang membuatnya seperti ini, tetapi wanita yamg sedang tersenyum sinis di hadapannya lah biang keroknya. "Sudah kukatakan, jangan menemuinya dulu," sungut Dave kesal. "Sampai kapan?" wanita itu mendengkus tidak suka. "Setidaknya beritahu aku dulu," geram pria itu frustasi. "Memangnya kau akan mengizinkan?" Dave kembali mendesah panjang. "Kita bisa merencanakan terlebih dahulu, Ta, agar Liam tidak terkejut," ujarnya dengan suara lebih rendah dari sebelumnya. "Sebaik apapun rencanamu, dia akan tetap terkejut," jawab Letta dengan desahan panjang. "Lalu apa rencanamu

