Niko tiba di rumah. Ia turun lalu membukakan pintu untuk Ezio. Nampak jelas gurat bahagia yang tertinggal di wajah pria itu, tak bisa ditutupi lagi. "Ayah, kenapa tadi Ayah lama sekali di rumah Bu Agni?" selidik Ezio saat wajah mereka berhadapan. "Ayah memberikan guci dan lukisan pada kekasih Ayah, apa itu tidak boleh?" Niko terang-terangan memanggil Agni kekasih di depan Ezio. Sebenarnya di balik sikap keras Niko tersimpan rapi sosok lembut dan penuh perhatian yang tidak banyak diketahui oleh orang. Ezio menatap curiga Niko. Dia memerhatikan wajah ayahnya lekat. Tatapannya berhenti pada bibir Niko. Ada bekas lipstik menempel di sudut bibir Niko. "Benar hanya memberikan guci saja atau apa? Lalu merah di sudut bibir Ayah itu apa?" Ezio menunjuk dengan jari telunjuknya. Niko mengu

