Eps. 9 Tak sengaja Meminum Minuman Bercampur Obat

1233 Kata
"Ezio ... kamu sudah sembuh?" tanya Agni melihat seutas senyum di bibir mungil Ezio. "Sudah, Bu Agni." "Oh, Bagus jika begitu." Agni teringat jika sebelumnya Ezio ditangani oleh dokter keluarga. Dan rupanya memang terbukti penanganan dari dokter keluarga lebih cepat daripada dokter di rumah sakit yang dia sarankan. "Bu Agni sendiri di sini?" imbuh Ezio. Dia tak melihat siapapun datang bersama Agni. "Ibu bersama seorang teman datang ke mari. Tapi dia masih di depan sana." Agni menunjuk pada sekumpulan orang yang ada di depan sana. Membuat Niko jadi teringat jika dia terlalu lama mampir di sini, sedangkan tugasnya memberikan pengarahan, belum selesai. "Permisi, aku harus pergi sekarang," ungkapnya. Tanpa menunggu jawaban dari Agni, Niko segera mengayunkan kaki pergi dari sana. "Silakan, Pak Niko." Agni terlambat menjawab. Beruntung, pria kulkas itu segera pergi dari sini. Jika tidak bisa membeku aku disini karena sikapnya itu. Bu Agni menyebut ayah kulkas? Itu lucu sekali. Tapi sebutan itu pas untuk ayah. Ezio tersenyum dalam hati setelah membaca isi hati Agni. Bola mata Ezio memutar mencari ide bagaimana bisa mempertemukan Agni dengan ayahnya lagi, mumpung masih ada di sini. Tak sengaja ia melihat ada sebuah ruangan khusus. Rencananya ia akan mempertemukan Niko dan Agni di sana. Dan dia akan minta pelayan menata ruangan tersebut. Astaga! Aku melupakan keberadaan wanita siluman itu. Ck! Kenapa pula dia hadir di acara ini? Sungguh menyebalkan. Tatapan Ezio terkunci pada sosok Melia kala wanita itu memanggil seorang waiter masuk ke ruangan. Terlihat aktivitas yang mencurigakan di sana. Dia melihat waiter tadi mencampurkan serbuk pada dua gelas, lalu memberinya tip dan bicara sesuatu, entah apa. Yang jelas menurut Ezio itu tidak baik. "Bu Agni, apa itu yang dicampur oleh Tante Melia ke minuman?" tunjuk Ezio ke arah Melia. Itu kan kekasihnya Pak Niko? Apa dia mencampurkan obat perangsang? Agni menatap ke arah Melia. Dia melihat dengan jelas Melia mencampurkan serbuk. Setelahnya, ia berpesan pada Ezio untuk mengambil minuman berbahaya tersebut agar tidak memberikannya pada Niko. Astaga! Bu Agni memang benar-benar tulus membantu. Dia tidak suka dengan ayah tapi dia malah menyelamatkannya. Setelahnya, Ezio lalu segera pergi menuju ke ruangan tempat Melia berada. Tentu saja, dia menyelonong masuk begitu saja. "Tante, minuman apa ini?" tunjuknya pada dua gelas di meja. "Itu minuman orang dewasa. Minuman untukku dan Niko nanti." Melia menatap Ezio dengan senyum bahagia. Pasti itu minuman yang Bu Agni hilang berbahaya. Ezio kembali melihat minuman yang ada di meja. Dua gelas tersebut berisikan cairan berwarna kuning pekat. Ia kemudian beralih menatap Melia, mencoba mendengar kata hati wanita tersebut. Niko dan aku akan menghabiskan malam indah setelah minum ini. Aku mencampurkan obat di dalamnya. Aku akan memiliki pria itu hari ini. Tidak, aku akan memiliki Niko selamanya, juga semua hartanya. Astaga! Benar yang dibilang Bu Agni. Tante Melia adalah wanita iblis. Aku tak bisa membiarkan itu terjadi. Jadi, aku harus ambil minuman itu segera. Aku tidak sudi punya ibu gila harta seperti dia. "Tante, bagaimana jika aku membantu Tante membawakan minuman ini untuk ayah? Tante tinggal bilang saja mau ditaruh di mana," tawar Ezio. Melia menatap lekat Ezio. Meneliti wajah Ezio. Apakah anak itu merencanakan sesuatu atau memang ingin membantunya? Tumben sekali. Karena biasanya yang ada, Ezio itu selalu mengganggu dirinya. "Aku berniat membantu Tante saja. Jika tidak percaya sama aku, ya sudah. Tawaran ini hanya berlaku sekali saja." Ezio kemudian berlalu pergi. Padahal itu salah satu tekniknya untuk menarik Melia. "Hey, Ezio tunggu!" Ezio pun tersenyum kecil saat berhenti kemudian berbalik, ucapannya berhasil memprovokasi Melia. "Ya, Tante ..." "Baiklah, kamu bawa ini ke ruangan sana." Melia menunjuk ruangan lain. Bilang pada Niko untuk menyusul ke sana nanti," imbuhnya dengan beberapa pertimbangan. Salah satunya jika Ezio yang merupakan Putra Niko yang menaruhnya sendiri maka pria itu tak akan curiga dengan minuman yang sudah dicampurkan obat perangsang itu. "Siap, Tante." Ezio mengambil dua gelas tersebut, lalu membawanya keluar. Setelah jauh dari Melia dan memastikan wanita itu tak melihat, Ezio menuju ke tempat Agni berada. Ezio kemudian meminta seorang pelayan yang kebetulan lewat mengambil dua gelas jus jeruk lalu menaruh ke ruangan yang tadi ditunjuk oleh Melia. Minuman yang dibawanya sendiri, ia berikan pada Agni. "Ini, Bu." "Taruh meja dan pisahkan. Nanti biar Ibu minta pelayan di sini untuk membuangnya." Ezio mengangguk, lalu menaruh dua gelas itu ke meja, dekat dengan Agni berada. Di saat bersamaan, Niko selesai memberikan pengarahan. Para staf buyar setelah Niko membubarkan acara pengarahan. Agni membawa dua gelas tadi, namun Bunga memanggilnya. "Agni, ke mari!" panggilnya. "Ada sesuatu yang seru." Ia pun menuju ke sisi Bunga berada dan pergi meninggalkan Ezio. "Ezio, apa yang kamu lakukan di sana?" Di saat bersamaan pula, Niko memanggil Ezio. Anak itu pun menuju ke sisi Niko daripada kena marah. Di meja sana dua gelas minuman tadi dibawa oleh pelayan. Sayang, gelas itu bukannya dibawa pergi, melainkan ditata bersama minuman lainnya. "Bunga, sebentar. Aku melupakan sesuatu." Agni baru teringat Jika dia meninggalkan minuman bercampur obat tadi. Dia kembali ke tempat semula dan melihat gelas tadi sudah tak ada. "Syukurlah, pelayan sudah membawa dan membuangnya." Tadi Agni berpesan pada pelayan untuk membuangnya saja. Kebetulan dia haus, maka dia secara acak mengambil jus jeruk yang ada di meja tengah dan meminumnya sampai habis. Dia tidak tahu jika jus yang dia ambil adalah jus bercampur obat yang akan dia buang tadi. "Bu Agni!" Seketika Agni berhenti mendengar namanya dipanggil. Ia menatap Ezio lalu beralih menatap Niko. Ada Pak Niko di sini, sebaiknya aku segera pergi daripada mendapat masalah. "Permisi, Pak." Agni membungkuk kemudian berlalu setelah tersenyum pada Ezio. Niko hanya mengangguk merespons. Ia yang haus setelah memberikan pengarahan mengambil segelas jus jeruk yang ada di dekatnya secara acak, menenggaknya sampai habis. Dia tidak tahu jika jus yang dia minum adalah jus yang dicampuri obat. "Bu Agni, tunggu!" Ezio segera menyusul Agni sebelum wanita itu benar-benar hilang dari sana dan misinya gagal. "Ada apa Ezio?" Agni berhenti sejenak. "Ibu mau ke mana?" "Pulang mungkin. Karena di sini hanya menemani saja, jika terlalu lama di sini rasanya tidak enak." Padahal Sebenarnya dia tak mau berurusan lagi dengan Niko. "Bu Agni, maukah Ibu ke sebuah ruangan khusus denganku?" Agni nurutkeun bening mendengar tawaran dari Ezio. "Maaf, Ezio. Mungkin lain waktu saja." Agni tiba-tiba saja merasa tubuhnya panas terbakar juga berkeringat. "Ibu pergi dulu, ya."Agni mengusap puncak kepala Ezio kemudian berlalu. Bagaimana ini ... Bu Agni pergi. Ayah juga pergi. Saat Ezio berbalik, Niko juga sudah tak ada di tempatnya. Dia hanya berharap ada keajaiban yang terjadi. Ia menatap punggung Agni yang berlalu. Wanita itu pergi ke toilet. Dia ingin mencuci muka di wastafel untuk mendinginkan suhu tubuhnya. Tak menyangka saja dia bertemu dengan Niko di tengah jalan, dari arah depan. "Ada apa dengan tubuhku?" Agni tiba-tiba merasa pandangannya sedikit kabur, membuat jalannya gontai. Dia hampir jatuh tepat di depan Niko. "Pak Niko?!" pekik Agni kala pria itu menangkap tubuhnya sehingga tidak jatuh. "Ibu baik-baik saja?" Meski Niko dingin, tapi melihat wanita yang kesusahan dia tak tega juga. "Terima kasih sudah membantuku, Pak Niko. Aku tidak apa-apa." Agni kembali berjalan, meninggalkan Niko. Baru beberapa langkah saja dia jatuh ke lantai, membuat Niko kembali menghampirinya. Ia kemudian membantu Agni berdiri. "Bu, sepertinya Anda kurang sehat . Mau kuantar pulang?" tawar Niko. Setelah berpikir panjang, akhirnya Agni setuju. Dia merasa kepalanya pusing hebat. Niko kemudian mengambil mobil dan meminta Agni untuk menunggu sebentar. Sekali inilah aku antar guru Ezio itu pulang. Sepertinya dia kurang sehat. Niko datang dengan mobilnya. Saat dia turun, Agni roboh ke lantai.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN