Ketulusan Bella

1527 Kata
Bella seketika bingung melihat kepergian suaminya yang meninggalkan dirinya sendirian di tepian kolam renang. Wanita cantik pemilik mata hazel itu bertanya-tanya dalam hatinya, kenapa suaminya tidak jadi menghukumnya seperti biasanya. Bukankah seharusnya, lebam di tubuh indahnya pastinya akan bertambah lagi. ‘Kenapa Mas Rafa nggak menghukum ku?’ batin Bella dengan keheranan. Setelah terdiam cukup lama, wanita itu lalu termenung di pinggir kolam. Dirinya tampak terlihat sedang meratapi nasib buruknya. Semenjak menikah dengan pria pujaannya yang ternyata sudah memiliki kekasih, dirinya tidak tahu kapan bisa terlepas dari cengkeraman iblis yang berwujud suaminya. Sepasang kekasih itu telah hidup di bawah satu atap tanpa adanya ikatan pernikahan yang sah. Mungkin bagi sebagian orang itu bukan menjadi masalah. Namun, sebagai seorang yang mungkin masih kolot seperti dirinya, itu merupakan sesuatu yang sangat luar biasa untuk dilakukan, mengingat dia dibesarkan dalam keluarga yang masih memegang aturan kuno secara turun temurun. Wanita cantik yang bernasib malang itu tidak tahu entah kapan nasib buruknya itu akan berakhir. Beberapa saat kemudian tampak gadis cantik itu beranjak lalu berjalan masuk ke dalam rumah untuk kembali bergelut dengan pekerjaan rumah yang sudah menjadi tugasnya sehari-hari. Rumah mewah dengan banyak tanaman hijau yang tampak menyatu dengan alam itu sangat luas. Akan tetapi hanya Bella dan mbok Narti yang mengurusi semuanya. Semua pelayan yang dulu bekerja di sana sudah diberhentikan oleh Rafa setelah hari kedua Bella berada di rumah itu. Pria kejam itu memang sengaja memecat semua pekerjanya, karena dia memang ingin membuat hidup wanita yang berstatus sebagai istri sahnya itu tersiksa. Sampai sekarang, gadis cantik itu tidak tahu berapa luas rumah mewah milik suaminya itu. Dia harus mengerjakan semua pekerjaan rumah hanya berdua saja dengan mbok Narti. Lebih tepatnya mbok Narti adalah orang yang diperintahkan oleh tuan rumah untuk mengawasi Bella. Karena alasan itulah mbok Narti tidak dipecat seperti yang lainnya. Pria kejam itu tidak ingin, Bella nantinya akan kabur sebelum perusahaannya kembali kuat. Bisa dikatakan wanita malang yang berstatus sebagai istri sahnya itu dia jadikan jaminan agar kucuran dana dari mertuanya terus mengalir demi bangkit dan berkembangnya Salim Grup kembali. Karena jika istrinya kabur dan kembali ke keluarganya, tidak menutup kemungkinan pasti mertuanya akan menghentikan bantuannya. Bahkan, bisa-bisa dana yang sudah masuk ke dalam perusahaannya akan ditarik kembali. Di rumah mewah yang luas itu, hanya mbok Narti yang menyayangi gadis cantik bermata hazel itu. Wanita paruh baya itu merasa kasihan dengan istri majikannya yang tidak pernah dianggap sebagai nyonya rumah. “Non, sebaiknya Non Bella kabur aja dari sini. Mbok tidak sanggup melihat Non disiksa terus setiap hari. Pergilah, Non! Mbok akan membantu Non untuk kabur dari rumah yang seperti neraka ini,” ucap mbok Narti dengan mata yang sudah berembun. Wanita paruh baya itu sungguh kasihan melihat majikan perempuannya disiksa oleh suaminya sendiri dan kekasihnya. Wanita malang itu kembali teringat dengan perkataan mbok Narti dulu, ketika dirinya baru dua minggu berada di tempat yang lebih tepat di sebut dengan neraka ini. “Tidak semudah itu, Mbok. Selama ini aku bertahan bukan karena bodoh, tapi lebih tepatnya diriku tidak berdaya. Jika aku pergi, maka kedua orang tuaku yang akan menerima akibatnya,” ucap Bella mencoba memberi pengertian kepada wanita paruh baya yang ada di hadapannya saat ini. Tapi bukannya mengerti, mbok Narti malah terlihat sedang mengerutkan dahinya. Terlihat dengan jelas raut wajah kebingungan yang ditunjukkan oleh wanita paruh baya tersebut. Wajah yang tampak sedang mencerna ucapan dari nyonya-nya. “Maksud, Non Bella?” tanya mbok Narti kembali. Wanita paruh baya itu memang benar-benar terlihat tidak mengerti setelah mendengar ucapan dari majikan perempuannya itu. Lebih baik dia bertanya untuk lebih memastikannya. Lagi-lagi wanita cantik yang bernasib malang itu mencoba tersenyum. Dirinya seolah-olah terlihat sangat tegar. Bella harus bisa menunjukkan jika dirinya baik-baik saja. “Mbok, aku berada di sini karena sebuah kesalahpahaman dan aku harus membalas kesalahan yang bahkan tidak aku perbuat sama sekali. Kalau aku memilih kabur, Mas Rafa mengancam akan menyakiti kedua orang tuaku,” ucap Bela mulai menjelaskan dengan perlahan kepada asisten rumah tangga suaminya itu. Tampak wajah perempuan yang ada di hadapannya itu terlihat terkejut. Dirinya benar-benar tidak menyangka jika permasalahan yang di hadapi oleh Bella ternyata begitu serius. “Hah …!” Mulut wanita paruh baya itu tampak ternganga karena sangking kagetnya. Majikannya ternyata benar-benar kejam. “Semua memang kesalahanku, Mbok. Dulu harusnya aku nggak menolong Mas Rafa yang ingin menghidupkan perusahaannya kembali. Setelah perusahaannya kembali berjaya seperti sekarang, dia malah mengancam akan menyakiti orang tuaku dan akan menghancurkan perusahaan Papa, orang yang sudah menolongnya dengan memberikan bantuan pada perusahaannya,” lanjut gadis malang itu. Bella bercerita sambil mengingat wajah papanya. Kala itu wajah pria paruh baya yang masih terlihat gagah itu terlihat terpaksa menuruti keinginannya. Di mana letak hati nurani seorang Rafa Salim yang tidak tahu terima kasih kepada penolongnya. Seekor anjing pun langsung tahu pada orang yang biasa memberikan makan padanya. “Oalah … Non,” ucap wanita paruh baya itu dengan tatapan sendunya. Mbok Narti tampak menatap iba pada perempuan yang menjadi majikannya. Sekarang dia tahu alasan wanita malang itu lebih memilih bertahan daripada kabur dari rumah yang terasa seperti neraka. “Saat itu aku hanya minta sama Papa untuk membantu Mas Rafa yang sedang pontang panting cari investor untuk perusahaannya. Aku dulu pernah ditolong dan dirawat olehnya sewaktu dia masih bekerja menjadi Dokter. Sungguh aku tidak tahu perangainya seperti ini, karena dulu sewaktu masih merawatku dia adalah sosok yang ramah dan hangat,” ucap Bella dengan tatapan yang terlihat menerawang lurus ke depan. Wanita itu ingat dengan jelas, bagaimana Rafa merawatnya dengan penuh kesabaran. Bahkan, lelaki itu juga sering menemaninya jalan-jalan di taman yang berada tak jauh dari kamar perawatannya. Sekarang yang ada di dalam hati seorang Bella hanya sebuah penyesalan. Andai dulu dirinya tidak berniat membantu pria yang dia kagumi, tidak mungkin dia akan berakhir di rumah mengerikan. Tapi, semua hanya kata andai dan andai. “Yang sabar ya, Non,” ucap si mbok sambil meraih tangan wanita cantik yang bernasib malang itu untuk dia genggam. Wanita paruh baya itu mencoba untuk memberikan kekuatan melalui sentuhannya. Hany aitu yang dapat dia lakukan untuk menghibur nyonya-nya. “Jujur, niatku tulus hanya ingin menolongnya sebagai balas budi, Mbok. Aku juga sebenarnya nggak tahu, jika ada syarat yang diajukan Papa pada Mas Rafa. Karena syarat itu, Mas Rafa nggak bisa menikah dengan Sandra, Mbok. Mas Rafa harus menikahiku jika ingin mendapatkan bantuan dari Papa,” lanjutnya dengan tatapan yang sudah terlihat kosong, tapi masih menatap lurus ke depan. Jika mau memutar waktu ke belakang, kenapa Rafa tidak mau menolak permintaan Danu Ishak sebagai syarat investasinya. Dari situ bisa dilihat, jika Rafa sebenarnya bukan orang yang baik. Dia lebih tepat dibilang sebagai pria licik yang menghalalkan segala cara agar tujuannya tercapai. “Non …” panggil mbok Narti dengan mata yang sudah tampak berkaca-kaca. Wanita paruh baya itu sudah tidak sanggup lagi untuk berkata-kata setelah mendengar penuturan dari majikan perempuannya yang saat ini tengah duduk di sampingnya. Sebagai seorang wanita, hatinya benar-benar trenyuh mendengar semua cerita Bella. “Dan akhirnya terjadilah pernikahan di antara kami. Di samping dia ingin mendapatkan bantuan dari Papa, dia juga ingin membalas dendam padaku. Menurutnya, semua itu adalah kemauanku. Bahkan, dengan keji Mas Rafa menuduhku berusaha membunuh Mama Dewi, Mbok,” ucap Bella sambil menyeka air matanya yang tiba-tiba menetes tanpa permisi. Sungguh gadis cantik bersurai hitam itu tidak bisa membayangkan, jika dirinya harus kehilangan orang-orang yang dia sayangi karena dirinya. Mungkin dia tidak akan sanggup lagi untuk menatap dunia lagi. “Ya Tuhan, Non yang sabar ya. Mbok tidak menyangka sama sekali, jika Tuan Rafa bisa sekejam itu. Kuat ya, Non. Mbok yakin suatu saat nanti semuanya akan berakhir dan Tuan Rafa akan menyesal dengan semua sikapnya selama ini sama Non Bella,” ucap mbok Narti dengan wajah yang terlihat sendu. Perempuan bertubuh gempal itu seakan ikut merasakan apa yang di rasakan oleh Bella. Meskipun dirinya adalah pekerja yang dibayar oleh Rafa, mendengar penuturan yang keluar dari mulut Bella ia pun mengutuk majikannya di dalam hati. Gadis cantik itu sangat bersyukur bisa bertemu dengan wanita paruh baya itu di rumah suaminya. Rumah yang seharusnya memberikan kebahagiaan padanya sebagai seorang istri. Namun, gadis bertubuh semampai itu merasakan layaknya tinggal di neraka. Di saat Bella hendak mengelap guci-guci dan hiasan meja di ruang tamu serta di ruang tengah, tanpa sengaja telinganya mendengar suara menjijikkan dari suaminya dan kekasihnya. Suara itu terdengar berasal dari kamar yang selalu di tempati oleh sepasang kekasih tersebut. Padahal di rumah sebesar ini semua kamar pasti kedap suara. Namun, pintu kamar utama itu tampak terbuka sedikit, seakan sengaja agar orang-orang yang tinggal bisa mendengar suara menjijikkan itu. ‘Kenapa rasanya sakit sekali, mengetahui perbuatan memalukan mereka,’ batin Bella. Wanita itu tiba-tiba memegang dadanya yang mendadak terasa nyeri seperti tersayat belati. Bukan hanya itu, napasnya juga mendadak terasa sesak. Tatapannya kemudian mengarah tepat ke depan pintu kamar yang terletak di samping tangga. Tampak terlihat pintu yang sedikit terbuka, apakah mereka lupa untuk mengunci pintu atau memang dengan sengaja ingin memamerkan perbuatan memalukannya. Lagi-lagi, air mata Bella kembali luruh dengan sendirinya. Dari semenjak menikah hingga sekarang, bahkan suaminya belum menyentuhnya sama sekali. Wanita cantik itu entah harus merasa bersyukur atau bagaimana. Dirinya sebenarnya juga merasa jijik jika harus melayani suaminya yang juga bekas orang lain. .
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN