58. Harta, Takhta, Alam Semesta

1842 Kata

"Pengalihan aset jadi atas nama aku? Ih, buat apa? Gak usah!" Malam itu Flora kembali tidur dengan Wala, meski masih ketus dan terkadang nyindir, tetapi sekarang Flora sudah lebih bersahabat. Ya, walau tetap Wala nggak boleh menyentuhnya. "Biar kamu percaya kalo Mas nggak mau yang lain, maunya cuma anak Agil aja. Yang ini." Sambil dia menjawil hidung Flora, auto ditepis. "Nggak usah." "Ra--" "Kalo mau, ya, gini aja ...." Flora menghadap Om Wala yang semula dia rebah memunggungi. Mereka bertatapan saat ini. "Gimana?" Suara Wala rendah dan lembut, dia lantas memeluk, tak peduli saat Flora berontak didekap. "Keuangannya aku yang pegang, semua." Nah, tuh, gimana? Wala renggangkan peluknya, menatap Flora. "Kamunya sanggup?" Bukannya apa, tetapi cara mengelola uang Flora kayaknya leb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN