"Selamat siang, Pak Agil." Woyajelas, Agil terkesiap. Tahu nggak, sih? Itu yang nelepon siang-siang di saat Wala dengan Flora masih belum pulang, mereka sedang pergi kencan, dan itu telepon masuk dari .... "Saya Langit, abangnya Wala." Agil langsung tutup mulut secara dramatis, terkejut mendapat telepon dari sosok yang sebelumnya tak pernah dia duga, lalu Agil segera menghampiri Syakira, di-laudspeaker panggilannya. "I-iya, Bang--eh, maaf sebelumnya, sebut Agil aja, Bang. Temennya Wala." Ehm, kikuk dia. "Oh ... iya." Terdengar kekehan dari seberang sana. "Tapi Agil ini ayahnya adik ipar saya, nggak sopan rasanya kalau cuma sebut nama." Entah iseng atau serius merasa begitu, tetapi di sini Agil yang sungkan. Toh, Wala yang jelas-jelas menantunya saja menyebut nama, kok. Agilnya yang n