114. Kado Istri

1905 Kata

Rivan’s POV Setelah menangis sesenggukan karena ingat dengan masa-masa sakit pasca perceraian, Mila akhirnya tertidur pulas. Sebelumnya, dia bahkan sempat tertidur di pelukanku. Mau membangunkan, aku tidak tega. Jadi, aku segera mengangkatnya ke ranjang dan membiarkannya tidur dengan nyaman di sana. Sejujurnya, pertanyaan Mila membuatku berpikir keras. Dia berharap, setelah hujan deras yang panjang, yang tersisa hanyalah pelangi. Apa aku bisa terus memberinya pelangi itu? Pelangi yang akan membuatnya tersenyum bahagia. Aku harap, aku bisa memberi pelangi sebanyak yang dia mau. Diingat lagi, penderitaan istriku ini memang tak main-main. Dia diserang dari berbagai sudut. Kanan, mantan suami. Kiri, orang tua. Depan dan belakang sanak saudara. Di saat terpojokkan sana-sini, tidak ada satu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN