61. Izin Peluk

2004 Kata

Obrolanku dan Mas Rivan terputus begitu saja karena Ayah dan Ibu yang tiba-tiba datang. Herannya, mereka tidak terlalu kaget ada Mas Rivan di ruangan ini. Mereka malah langsung saling sapa, meski kecanggungan masih terlihat cukup kentara. Di sini benar-benar hanya aku yang bingung sudah sampai mana kedekatan Mas Rivan dengan keluargaku. Kalau dengan Akmal, memang tidak perlu diragukan lagi. Tapi dengan orang tua, aku masih berusaha meraba-raba. Ya, meski aku yakin mereka lebih dekat dari yang kukira. Kenapa begitu? Pasalnya, saat ini Ibu mau-mau saja menghadiri kondangan dengan Mas Rivan, bukan Ayah. Tidak, aku tidak salah bicara. Memang itulah yang terjadi. Semesta seolah mendukung Mas Rivan. Bagaimana tidak? Alasan kenapa Mas Rivanlah yang mengantar Ibu, itu karena tujuan kondangan m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN